Jika Tahap I Patimban Kelar, Rebana Akan Mulai Bergema
Minggu, 09 Agustus 2020 - 22:52 WIB
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi optimistis tahap I proyek Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, dapat diselesaikan pada bulan Oktober 2020. Jadi, soft launching bisa dilakukan pada November 2020.
"Kami berharap semua pihak bekerja keras agar Pelabuhan Patimban ini mulai dapat beroperasi pada November 2020," kata Menhub Budi dalam keterangan terulisnya di Jakarta, Minggu (9/8/2020).
Terkait dengan dukungan aksesibilitas, nantinya Pelabuhan Patimban akan dilengkapi dengan akses jalan tol dan jalur kereta api. Dengan adanya kemudahan akses dan fasilitas ini diharapkan ke depan akan dapat menjadikan kawasan Pelabuhan Patimban menjadi kawasan logistik yang sangat besar. ( Jawa Barat:Kang Emil, Pekerja Terdampak Covid Paling Banyak Ada di Jawa Barat )
"Beberapa pekerjaan saat ini masih dalam proses yang harus segera difinalisasi seperti ramp on/ramp off dari jalan akses, penetapan alur pelayaran dan perairan pandu, dan pemilihan operator. Diharapkan semuanya dapat selesai tepat waktu," ungkap Menhub.
Pembangunan Pelabuhan Patimban dilaksanakan dalam tiga tahap. Pertama, Pelabuhan Patimban direncanakan akan dapat melayani 3,75 juta peti kemas (TEUS). Tahap kedua, kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi 5,5 Juta TEUS dan pada tahap ketiga akan meningkat kembali hingga 7 juta TEUS (ultimate).
Secara umum, Pelabuhan Patimban akan melayani jenis muatan peti kemas dan kendaraan bermotor (car terminal) yang diangkut menggunakan kapal-kapal berukuran besar. Car terminal ini nantinya memiliki kapasitas tampung hingga 600 ribu kendaraan per tahun pada kondisi ultimate (sudah selesai seluruhnya).
Dengan adanya car terminal di Pelabuhan Patimban diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas, khususnya untuk ekspor-impor produk kendaraan di Pelabuhan Tanjung Priok. Selama ini, kendaraan berat termasuk angkutan ekspor-impor kendaraan menyumbang kemacetan lalu lintas terutama ruas antara Bekasi-Tanjung Priok, Jakarta.
Keberadaan Pelabuhan Patimban secara umum diharapkan dapat mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi dengan pelabuhan, memperkuat ketahanan ekonomi, sekaligus mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas dari dan menuju Jakarta. Diharapkan juga, pelabuhan ini dapat mendorong ekonomi masyarakat sekitar dan juga secara nasional.
Kawasan Segitiga Emas Cirebon-Patimban-Kertajati atau yang lebih dikenal dengan Rebana diproyeksikan menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) terbesar di Indonesia dengan dukungan konektivitas Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati.
"Kami berharap semua pihak bekerja keras agar Pelabuhan Patimban ini mulai dapat beroperasi pada November 2020," kata Menhub Budi dalam keterangan terulisnya di Jakarta, Minggu (9/8/2020).
Terkait dengan dukungan aksesibilitas, nantinya Pelabuhan Patimban akan dilengkapi dengan akses jalan tol dan jalur kereta api. Dengan adanya kemudahan akses dan fasilitas ini diharapkan ke depan akan dapat menjadikan kawasan Pelabuhan Patimban menjadi kawasan logistik yang sangat besar. ( Jawa Barat:Kang Emil, Pekerja Terdampak Covid Paling Banyak Ada di Jawa Barat )
"Beberapa pekerjaan saat ini masih dalam proses yang harus segera difinalisasi seperti ramp on/ramp off dari jalan akses, penetapan alur pelayaran dan perairan pandu, dan pemilihan operator. Diharapkan semuanya dapat selesai tepat waktu," ungkap Menhub.
Pembangunan Pelabuhan Patimban dilaksanakan dalam tiga tahap. Pertama, Pelabuhan Patimban direncanakan akan dapat melayani 3,75 juta peti kemas (TEUS). Tahap kedua, kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi 5,5 Juta TEUS dan pada tahap ketiga akan meningkat kembali hingga 7 juta TEUS (ultimate).
Secara umum, Pelabuhan Patimban akan melayani jenis muatan peti kemas dan kendaraan bermotor (car terminal) yang diangkut menggunakan kapal-kapal berukuran besar. Car terminal ini nantinya memiliki kapasitas tampung hingga 600 ribu kendaraan per tahun pada kondisi ultimate (sudah selesai seluruhnya).
Dengan adanya car terminal di Pelabuhan Patimban diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas, khususnya untuk ekspor-impor produk kendaraan di Pelabuhan Tanjung Priok. Selama ini, kendaraan berat termasuk angkutan ekspor-impor kendaraan menyumbang kemacetan lalu lintas terutama ruas antara Bekasi-Tanjung Priok, Jakarta.
Keberadaan Pelabuhan Patimban secara umum diharapkan dapat mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi dengan pelabuhan, memperkuat ketahanan ekonomi, sekaligus mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas dari dan menuju Jakarta. Diharapkan juga, pelabuhan ini dapat mendorong ekonomi masyarakat sekitar dan juga secara nasional.
Kawasan Segitiga Emas Cirebon-Patimban-Kertajati atau yang lebih dikenal dengan Rebana diproyeksikan menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) terbesar di Indonesia dengan dukungan konektivitas Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda