Krisis Utang Mengancam Negara-negara Berpendapatan Rendah, Begini Ramalan Bank Dunia

Rabu, 20 Desember 2023 - 11:33 WIB
Dalam tiga tahun terakhir saja, ada 18 default berdaulat di 10 negara berkembang termasuk negara-negara seperti Zambia, Sri Lanka dan Ghana – lebih besar dari jumlah yang tercatat dalam dua dekade sebelumnya, menurut Bank Dunia.

Kreditor swasta juga telah menarik diri dari negara-negara berkembang, meninggalkan mereka dengan pilihan pembiayaan yang lebih sedikit. Pada tahun 2022, pinjaman luar negeri baru untuk negara berkembang turun ke level terendah dalam satu dekade.

Kreditor swasta menerima USD185 miliar lebih banyak dalam pembayaran, daripada yang mereka cairkan dalam pinjaman, pertama kalinya sejak 2015 bahwa kreditor swasta menerima lebih banyak dana daripada yang mereka masukkan ke negara-negara berkembang.

Bank Dunia memperkirakan bahwa pada akhir 2024, aktivitas ekonomi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah akan menjadi 5% di bawah tingkat pra-pandemi, dengan pertumbuhan selama periode 2020-2024 diproyeksikan berada dalam rata-rata pelemahan lima tahun sejak pertengahan 1990-an.

Pada tahun 2022, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah mencetak rekor dengan membayar USD443 miliar untuk membayar utang luar negeri dan jaminan publik mereka. Angka tersebut naik 5% dari tahun sebelumnya, menurut laporan Bank Dunia. Untuk pembayaran bunga saja, tercatat telah meningkat empat kali lipat selama dekade terakhir.

Sementara itu menurut perkiraan IMF, rata-rata beban utang negara berkembang dan berpenghasilan menengah menuju di atas 78% dari PDB pada tahun 2028, dibandingkan dengan lebih dari 53% satu dekade sebelumnya.

Beberapa negara termiskin di dunia juga menghadapi beban tambahan karena mereka membayar akumulasi utang usai berpartisipasi dalam inisiatif penangguhan layanan utang G20 pada tahun 2020 dan 2021, biaya pastinya, kata Bank Dunia, tidak akan diketahui sampai 2024. "Biayanya tidak akan kecil," kata Gill.

"Negara-negara miskin akan membutuhkan lebih banyak bantuan untuk meringankan utang mereka daripada yang mereka terima sekarang," bebernya.
(akr)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More