Saatnya Pemerintah Melihat Multiplayer Effect ketika Harga Solar Diturunkan

Kamis, 30 April 2020 - 16:16 WIB
Penurunan harga BBM khususnya solar diyakini bisa mencegah ekonomi lumpuh akibat pandemi Covid-19 apabila dilakukan segera karena bisa mendongkrak kinerja sektor industri, transportasi dan UMKM. Foto/Dok
SURABAYA - Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) khususnya solar diyakini bisa mencegah ekonomi lumpuh akibat pandemi Covid-19 apabila dilakukan segera karena bisa mendongkrak kinerja sektor industri, transportasi dan UMKM. Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jawa Timur, Bambang Haryo Soekartono mengatakan harga solar, termasuk solar subsidi, seharusnya disesuaikan dengan harga minyak mentah dunia yang anjlok ke titik terendah sepanjang sejarah.

Saat ini, harga minyak mentah Brent untuk kontrak Juni berada sekitar USD20 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) USD12 per barel. Harga minyak WTI bahkan sempat di bawah 0 dollar AS per barel pada perdagangan pekan lalu.

“Solar merupakan kebutuhan dasar bagi industri, transportasi dan UMKM. Kalau harganya sesuai dengan harga minyak dunia yang sangat murah saat ini pasti akan sangat membantu dunia usaha bertahan hidup, sehingga bisa mencegah PHK massal dan menggerakkan kembali ekonomi yang lumpuh,” katanya, Kamis (30/4).



Bambang Haryo berharap Presiden Jokowi menekan Pertamina agar transparan dan segera menurunkan harga solar. Langkah ini dinilai mendesak untuk menyelamatkan rakyat yang sedang kelaparan dan kehilangan pekerjaan akibat wabah corona.

“Ini kesempatan bagi Presiden Jokowi untuk membuktikan benar-benar pro-rakyat. Jika harga solar turun sesuai harga sebenarnya, berarti Presiden telah berani menyikat kartel energi yang membuat harga BBM mahal,” kata anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.

Menurutnya harga solar di Indonesia sejak Februari 2020 masih dipatok sebesar RpRp9.400 per liter untuk Bio Solar dan Rp9.500 untuk Dexlite. Sebagai perbandingan, Malaysia yang merupakan negara produsen minyak seperti Indonesia menjual diesel atau solar hanya RM1,43 (Rp5.028 per liter). Bahkan di sejumlah negara produsen minyak lainnya, solar dijual di bawah Rp2.000 per liter.

Apabila harga solar turun paling tidak separuhnya, Bambang Haryo yakin dunia usaha di dalam negeri tidak akan kesulitan seperti sekarang. Sektor transportasi akan mampu bertahan karena biaya turun drastis, beban industri termasuk tarif hotel dan restoran juga akan berkurang signifikan. “Daya beli masyarakat otomatis akan meningkat dan pada akhirnya ekonomi tumbuh,” paparnya.

Tarif Listrik

Tidak hanya itu, penurunan harga solar akan memangkas biaya pembangkit listrik yang kini masih menggunakan bahan bakar ini sekitar 20%. Apabila ditambah dengan penurunan harga batu bara dan gas yang mencapai 50%, biaya pembangkit listrik akan turun drastis sehingga tarif listrik menjadi murah.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More