Kalangan Pengusaha Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2024 Capai 5,2%
Kamis, 21 Desember 2023 - 12:48 WIB
JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia ( Apindo ) menilai perekonomian nasional tahun depan masih relatif resilien di tengah ketidakpastian global. Apindo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di 2024 berada dalam rentang 4,80% hingga 5,20%.
Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja mengatakan, proyeksi ini didasarkan pada analisa data pertumbuhan kuartalan yang menunjukkan performa ekonomi yang relatif kuat, melampaui 5% pada kuartal pertama dan kedua tahun ini, yang masing-masing sebesar 5,03% dan 5,17%. Meskipun terjadi perlambatan pada kuartal ketiga sebesar 4,94%, perekonomian pada kuartal penutup diprediksi akan mampu menopang proyeksi pertumbuhan di atas 5% untuk keseluruhan 2023melalui percepatan belanja pemerintah.
"Pada tahun depan sektor dengan kontribusi PDB terbesar akan kembali didominasi oleh sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan dan konstruksi, di mana setiap sektor tersebut diproyeksikan akan menguasai lebih dari 10% porsi distribusi dalam PDB tahun 2024," ungkap Shinta dalam konferensi pers di Kantor Apindo Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Untuk tahun 2024, Shinta menjelaskan, proyeksi rentang pertumbuhan terendah yang berada di bawah level 5% mempertimbangkan faktor tren perlambatan ekonomi global akibat situasi geopolitik, inflasi dan suku bunga yang masih tinggi.
Tahun depan, lanjut dia, sektor manufaktur juga masih akan terus berada di level ekspansif, sedangkan transportasi dan pergudangan sektor akomodasi-makan minum akan menjadi sektor dengan laju pertumbuhan terpesat. Sementara sektor pariwisata diprediksi dapat merealisasikan target untuk berkontribusi 4,5% dari PDB nasional seiring dengan peningkatan mobilitas kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Apindo memprediksi inflasi pada tahun 2024 akan terjaga di kisaran 3,0%, sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS (USD) berada di kisaran Rp15.100-15.600. "Proyeksi penguatan didasarkan pada perkiraan inflasi yang terkendali dan kebijakan moneter BI tahun 2024 untuk berfokus pada pro-stability," jelasnya.
Dia menambahkan, realisasi belanja APBN masih menjadi pendorong yang signifikan untuk pertumbuhan ekonomi 2024. "Melalui alokasi dana yang tepat pada sektor strategis, APBN dapat menjadi instrumen penting memicu investasi, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan lapangan kerja," tuturnya.
Sementara investasi dan kinerja ekspor di tahun 2024 diprediksi kurang baik. Penyebabnya adalah pelemahan realisasi investasi di tahun politik, perkembangan ekspor Indonesia yang turun, perlambatan kinerja perdagangan dan penurunan harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global.
Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja mengatakan, proyeksi ini didasarkan pada analisa data pertumbuhan kuartalan yang menunjukkan performa ekonomi yang relatif kuat, melampaui 5% pada kuartal pertama dan kedua tahun ini, yang masing-masing sebesar 5,03% dan 5,17%. Meskipun terjadi perlambatan pada kuartal ketiga sebesar 4,94%, perekonomian pada kuartal penutup diprediksi akan mampu menopang proyeksi pertumbuhan di atas 5% untuk keseluruhan 2023melalui percepatan belanja pemerintah.
"Pada tahun depan sektor dengan kontribusi PDB terbesar akan kembali didominasi oleh sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan dan konstruksi, di mana setiap sektor tersebut diproyeksikan akan menguasai lebih dari 10% porsi distribusi dalam PDB tahun 2024," ungkap Shinta dalam konferensi pers di Kantor Apindo Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Untuk tahun 2024, Shinta menjelaskan, proyeksi rentang pertumbuhan terendah yang berada di bawah level 5% mempertimbangkan faktor tren perlambatan ekonomi global akibat situasi geopolitik, inflasi dan suku bunga yang masih tinggi.
Tahun depan, lanjut dia, sektor manufaktur juga masih akan terus berada di level ekspansif, sedangkan transportasi dan pergudangan sektor akomodasi-makan minum akan menjadi sektor dengan laju pertumbuhan terpesat. Sementara sektor pariwisata diprediksi dapat merealisasikan target untuk berkontribusi 4,5% dari PDB nasional seiring dengan peningkatan mobilitas kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Apindo memprediksi inflasi pada tahun 2024 akan terjaga di kisaran 3,0%, sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS (USD) berada di kisaran Rp15.100-15.600. "Proyeksi penguatan didasarkan pada perkiraan inflasi yang terkendali dan kebijakan moneter BI tahun 2024 untuk berfokus pada pro-stability," jelasnya.
Dia menambahkan, realisasi belanja APBN masih menjadi pendorong yang signifikan untuk pertumbuhan ekonomi 2024. "Melalui alokasi dana yang tepat pada sektor strategis, APBN dapat menjadi instrumen penting memicu investasi, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan lapangan kerja," tuturnya.
Sementara investasi dan kinerja ekspor di tahun 2024 diprediksi kurang baik. Penyebabnya adalah pelemahan realisasi investasi di tahun politik, perkembangan ekspor Indonesia yang turun, perlambatan kinerja perdagangan dan penurunan harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global.
(fjo)
tulis komentar anda