Nelayan Rembang Sambut Baik Penghapusan Kredit Macet Ala Ganjar-Mahfud

Kamis, 04 Januari 2024 - 21:47 WIB
Program penghapusan kredit macet bagi nelayan yang digagas Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD disambut baik oleh nelayan di Rembang. Foto/Dok
JAKARTA - Program penghapusan kredit macet bagi nelayan yang digagas Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD disambut baik oleh nelayan di Rembang. Salah satu nelayan Rembang bernama Sardi mengatakan, sangat mendukung program tersebut.



Menurutnya, program itu sangat membantu nelayan yang terlilit Kredit Usaha Rakyat (KUR) macet karena terkena musibah. "Oh oke sekali itu. Sangat membantu nelayan,” jelas Sardi ketika ditemui di TPI Karanganyar, Rembang, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2024).



Sardi berkata dirinya mengapresiasi program Ganjar-Mahfud yang berkomitmen ingin mensejahterahkan kelompok nelayan. Kemudian juga melepaskan para nelayan dari jeratan hutang ke negara.



Karena itulah, Sardi menyatakan, dirinya bersama beberapa nelayan di Rembang sangat antusias menunggu program penghapusan kredit bagi nelayan direalisasikan. "Tentu terbantu sekali dengan program ini," imbuh Sardi.

Sementara itu, Ganjar mengatakan dirinya bersama dengan pasangannya Mahfud MD berkomitmen mensejahterahkan kelompok nelayan. Untuk itulah, program penghapusan kredit macet bagi nelayan diluncurkan olehnya.

“Kalau ada persoalan yang cukup serius karena permasalahan teknis pekerjaannya, maka rasanya mereka mesti dibantu,” kata Ganjar.

Menurut Ganjar, jumlah kredit macet bagi para nelayan jumlahnya mencapai Rp 129 miliar. Kebanyakan tunggakan kredit terjadi karena beberapa hal, di antaranya persoalan teknis pekerjaan dan penyebaran Covid-19.

"Maka kalau kita lihat kondisi-kondisi secara teknikal seperti itu menjadi problem, maka kita akan hapuskan kreditnya yang macet itu dan mudah-mudahan ini akan membantu mereka untuk bisa bangkit lagi," jelas Ganjar.

Disebutkan Ganjar, ada hal lain yang membuat nelayan tidak mampu mencicil pinjaman. Misalnya pola jual-beli di TPI dan hasil penjualan ikan diterima nelayan setelah satu bulan.

"Pola-pola ketika jual beli di pelelangan ikan. Ternyata mundurnya sampe sebulan. Maka rasa-rasanya itu butuh akses permodalan untuk ketika mereka melepas ikannya, bisa langsung dibeli. Ini masalah dari nelayan di Rembang," tutup Ganjar.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More