Laut Merah Membara, Kapal Kargo Raksasa China Tangguhkan Pengiriman ke Israel
Selasa, 09 Januari 2024 - 14:53 WIB
JAKARTA - Raksasa pelayaran China, Cosco menagguhkan pengiriman kargo ke Israel melalui Laut Merah akibat ketegangan di jalur strategis tersebut yang semakin memanas. Laporan keputusan Cosco masih dirahasiakan, menurut berita keuangan Israel, Globes.
Serangan-serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah oleh militan Houthi yang didukung Iran telah mendorong kenaikan tarif angkutan laut dan menyebabkan perjalanan pelayaran yang lebih lama karena para pengirim mengalihkan rute untuk melakukan perjalanan jauh mengelilingi Tanjung Harapan di Afrika Selatan.
Saham Cosco yang terdaftar di Hong Kong turun 3% pada Senin (9/1). Untuk menghindari serangan oleh militan yang berbasis di Yaman, para operator telah mengalihkan lebih dari USD200 miliar perdagangan selama beberapa minggu terakhir dengan perusahaan pelayaran besar seperti Maersk dan Hapag-Lloyd menghentikan sementara pengiriman melalui Laut Merah hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Cosco adalah perusahaan pelayaran terbesar di China dan menguasai hampir 11% pangsa pasar perdagangan. Orient Overseas Container Line (OOCL), yang merupakan bagian dari Cosco Shipping Group, juga telah menangguhkan pelayaran ke Laut Merah dan berhenti menerima kargo tujuan Israel sejak Desember, dengan alasan masalah operasional.
"Keputusan Cosco sangat penting karena mereka bekerja sama dengan perusahaan pelayaran Israel, ZiM, yang harus mengoperasikan lebih banyak kapal di rute Timur Jauh," demikian dilaporkan Globes dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (9/1/2024).
Cosco memiliki jalur lain yang dioperasikan bersama dengan Zim. Dalam sebuah email kepada CNBC, Zim mengkonfirmasi bahwa mereka akan melanjutkan operasinya.
"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa Layanan Jalur Kontainer Tyrrhenian kami, yang menghubungkan Israel, Fos Sur-Mer Prancis, Genoa dan Salerno Italia yang telah dioperasikan bersama dengan Cosco, akan terus dioperasikan oleh Zim, dan saat ini direncanakan untuk mempertahankan layanan mingguan," kata tim tersebut menambahkan bahwa jadwal yang diperbarui akan dipublikasikan dalam beberapa hari mendatang.
Serangan-serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah oleh militan Houthi yang didukung Iran telah mendorong kenaikan tarif angkutan laut dan menyebabkan perjalanan pelayaran yang lebih lama karena para pengirim mengalihkan rute untuk melakukan perjalanan jauh mengelilingi Tanjung Harapan di Afrika Selatan.
Saham Cosco yang terdaftar di Hong Kong turun 3% pada Senin (9/1). Untuk menghindari serangan oleh militan yang berbasis di Yaman, para operator telah mengalihkan lebih dari USD200 miliar perdagangan selama beberapa minggu terakhir dengan perusahaan pelayaran besar seperti Maersk dan Hapag-Lloyd menghentikan sementara pengiriman melalui Laut Merah hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Cosco adalah perusahaan pelayaran terbesar di China dan menguasai hampir 11% pangsa pasar perdagangan. Orient Overseas Container Line (OOCL), yang merupakan bagian dari Cosco Shipping Group, juga telah menangguhkan pelayaran ke Laut Merah dan berhenti menerima kargo tujuan Israel sejak Desember, dengan alasan masalah operasional.
"Keputusan Cosco sangat penting karena mereka bekerja sama dengan perusahaan pelayaran Israel, ZiM, yang harus mengoperasikan lebih banyak kapal di rute Timur Jauh," demikian dilaporkan Globes dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (9/1/2024).
Cosco memiliki jalur lain yang dioperasikan bersama dengan Zim. Dalam sebuah email kepada CNBC, Zim mengkonfirmasi bahwa mereka akan melanjutkan operasinya.
"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa Layanan Jalur Kontainer Tyrrhenian kami, yang menghubungkan Israel, Fos Sur-Mer Prancis, Genoa dan Salerno Italia yang telah dioperasikan bersama dengan Cosco, akan terus dioperasikan oleh Zim, dan saat ini direncanakan untuk mempertahankan layanan mingguan," kata tim tersebut menambahkan bahwa jadwal yang diperbarui akan dipublikasikan dalam beberapa hari mendatang.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda