Pemerintah Dongkrak Konsumsi agar Ngefek ke Ekonomi
Selasa, 11 Agustus 2020 - 10:06 WIB
JAKARTA - Kementerian Keuangan terus menggenjot pemulihan ekonomi dengan berbagai upaya. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan mendongrak konsumsi rumah tangga sehingga kembali pulih di kuartal III 2020.
Pada kuartal II 2020, konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan negatif 5,51% secara (year on year/YoY). Akibatnya, pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut mengalami kontraksi sebesar 5,32% dibandingkan tahun sebelumnya.
"Pemerintah akan terus berusaha agar growth konsumsi di kuartal III paling tidak mendekati nol persen. Itu yang kami harapkan," ujar Sri Mulyani dalam video yang diunggah Kementerian Keuangan, Selasa (11/8/2020).
Dia melanjutkan, berbagai stimulus bantuan sosial (bansos) diberikan pemerintah guna mendongkrak daya beli masyarakat, termasuk melalui pembayaran gaji ke-13. ( Baca juga:Pertumbuhan Ekonomi Terkulai, Investasi Asing Bakal Lunglai )
Berbagai insentif dari pemerintah itu diharapkan menjaga daya beli masyarakat kelas bawah agar tidak turun. Pelonggaran kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) juga diharapkan mendorong masyarakat untuk berbelanja.
"Berbagai bansos tadi lebih kepada menjaga masyarakat yang paling rentan agar mereka enggak merosot daya belinya. Dengan cara bertahap pembukaan aktivitas sosial ekonomi juga diharapkan bisa menambah daya beli dari masyarakat tersebut," jelasnya.
Sementara untuk kelas menengah atas, mereka perlu kepercayaan bahwa pemerintah bisa mengatasi pandemi Covid-19. Apalagi kelompok ini juga punya peran penting agar konsumsi rumah tangga kembali bisa tumbuh, dan ekonomi kembali berjalan.
"Apakah mereka cukup confidence lakukan konsumsi apabila Covid belum 100% teratasi. Pemerintah tidak dalam tugas 100% akan pulihkan konsumsi. Sebab yang lakukan konsumsi itu terutama kelompok menengah atas, tergantung confidence penanganan Covid ini," pungkasnya.
Pada kuartal II 2020, konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan negatif 5,51% secara (year on year/YoY). Akibatnya, pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut mengalami kontraksi sebesar 5,32% dibandingkan tahun sebelumnya.
"Pemerintah akan terus berusaha agar growth konsumsi di kuartal III paling tidak mendekati nol persen. Itu yang kami harapkan," ujar Sri Mulyani dalam video yang diunggah Kementerian Keuangan, Selasa (11/8/2020).
Dia melanjutkan, berbagai stimulus bantuan sosial (bansos) diberikan pemerintah guna mendongkrak daya beli masyarakat, termasuk melalui pembayaran gaji ke-13. ( Baca juga:Pertumbuhan Ekonomi Terkulai, Investasi Asing Bakal Lunglai )
Berbagai insentif dari pemerintah itu diharapkan menjaga daya beli masyarakat kelas bawah agar tidak turun. Pelonggaran kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) juga diharapkan mendorong masyarakat untuk berbelanja.
"Berbagai bansos tadi lebih kepada menjaga masyarakat yang paling rentan agar mereka enggak merosot daya belinya. Dengan cara bertahap pembukaan aktivitas sosial ekonomi juga diharapkan bisa menambah daya beli dari masyarakat tersebut," jelasnya.
Sementara untuk kelas menengah atas, mereka perlu kepercayaan bahwa pemerintah bisa mengatasi pandemi Covid-19. Apalagi kelompok ini juga punya peran penting agar konsumsi rumah tangga kembali bisa tumbuh, dan ekonomi kembali berjalan.
"Apakah mereka cukup confidence lakukan konsumsi apabila Covid belum 100% teratasi. Pemerintah tidak dalam tugas 100% akan pulihkan konsumsi. Sebab yang lakukan konsumsi itu terutama kelompok menengah atas, tergantung confidence penanganan Covid ini," pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda