Melangkah Lebih Jauh dalam Penerapan EBT, Garudafood Operasikan PLTS Atap di Pabrik Sumedang
Jum'at, 19 Januari 2024 - 10:11 WIB
SUMEDANG - PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk ( Garudafood ) mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS Atap pertamanya di Pabrik Garudafood Sumedang, Jawa Barat dengan kapasitas 810-kilowatt peak (kWp). Melalui PLTS Atap ini, Garudafood berhasil mencapai dekarbonisasi emisi sebanyak 1.000-ton karbondioksida (CO2) setiap tahun, setara dengan penanaman 114.000 pohon.
Diterangkan panel PLTS Atap di Garudafood Sumedang ini mampu memproduksi lebih dari 1.200-megawatt hour (MWh) yang keseluruhannya disalurkan dan digunakan untuk kegiatan utama maupun kegiatan penunjang proses produksi.
"Garudafood itu ke depannya akan menuju zero energy, zero waste, dan zero pollution. Kita mulai dengan langkah pertama ini. Upaya penghematan energi yang telah dijalankan sejak beberapa tahun lalu, termasuk memproses balik energi dari panas yang dibuang untuk digunakan dalam cold storage," jelas Presiden Direktur Garudafood, Hardianto Atmadja saat peresmian PLTS untuk Atap Pabrik Garudafood di Jalan Raya Rancaekek-Sumedang, Jawa Barat, Kamis (18/1/2024).
Perusahaan kata dia, juga berupaya mengurangi jejak karbon dan dampak lingkungan negatif lainnya yang dihasilkan dari sumber energi konvensional dengan mengadopsi teknologi dan inovasi ramah lingkungan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, mengelola limbah produksi hingga menerapkan praktik sirkular ekonomi di Garudafood.
Diterangkan juga bahwa Garudafood telah mengadopsi teknologi ramah lingkungan lainnya melalui kendaraan forklift yang mayoritas tidak lagi memakai bahan bakar solar. Hal ini wujud komitmen perusahaan dalam menerapkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
"Inisiatif yang lain cukup banyak, misalnya forklift sudah tidak pakai solar. Kita pakai elektrik, kemudian mobil operasional sejak dia setengah tahun lalu, kita sudah komit semua mobil operasional diganti ke elektrik. Kemudian motor juga sudah menuju motor listrik, ini inisiatif yang kita lakukan," ungkapnya.
Atmadja menambahkan, PLTS ini telah menghemat sekitar 10% dari total kebutuhan energi perusahaan. Di sepanjang 2024, Garudafood mencanangkan penetrasi instalasi PLTS Atap di seluruh wilayah operasional Garudafood yakni di Pati Jawa Tengah, Gresik Jawa Timur dan kantor pusat Jakarta.
Realisasi potensi energi surya yang dihasilkan dari seluruh PLTS yang ada di Garudafood diperkirakan akan mencapai total lebih dari 2.400 kWP yang berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon sebesar 3.000-ton CO2 setiap tahunnya.
"Kalau dari presentasi itu berkisar 10 persen. Kenapa kita gak bisa lebih besar, karena regulasi juga. Kalau regulasinya diperbolehkan lebih besar, dan otomatis kita juga bisa lakukan dengan lebih besar. Sebetulnya kita planningnya lebih besar, tapi harus bertahap juga," terangnya.
Diterangkan panel PLTS Atap di Garudafood Sumedang ini mampu memproduksi lebih dari 1.200-megawatt hour (MWh) yang keseluruhannya disalurkan dan digunakan untuk kegiatan utama maupun kegiatan penunjang proses produksi.
"Garudafood itu ke depannya akan menuju zero energy, zero waste, dan zero pollution. Kita mulai dengan langkah pertama ini. Upaya penghematan energi yang telah dijalankan sejak beberapa tahun lalu, termasuk memproses balik energi dari panas yang dibuang untuk digunakan dalam cold storage," jelas Presiden Direktur Garudafood, Hardianto Atmadja saat peresmian PLTS untuk Atap Pabrik Garudafood di Jalan Raya Rancaekek-Sumedang, Jawa Barat, Kamis (18/1/2024).
Perusahaan kata dia, juga berupaya mengurangi jejak karbon dan dampak lingkungan negatif lainnya yang dihasilkan dari sumber energi konvensional dengan mengadopsi teknologi dan inovasi ramah lingkungan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, mengelola limbah produksi hingga menerapkan praktik sirkular ekonomi di Garudafood.
Diterangkan juga bahwa Garudafood telah mengadopsi teknologi ramah lingkungan lainnya melalui kendaraan forklift yang mayoritas tidak lagi memakai bahan bakar solar. Hal ini wujud komitmen perusahaan dalam menerapkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
"Inisiatif yang lain cukup banyak, misalnya forklift sudah tidak pakai solar. Kita pakai elektrik, kemudian mobil operasional sejak dia setengah tahun lalu, kita sudah komit semua mobil operasional diganti ke elektrik. Kemudian motor juga sudah menuju motor listrik, ini inisiatif yang kita lakukan," ungkapnya.
Atmadja menambahkan, PLTS ini telah menghemat sekitar 10% dari total kebutuhan energi perusahaan. Di sepanjang 2024, Garudafood mencanangkan penetrasi instalasi PLTS Atap di seluruh wilayah operasional Garudafood yakni di Pati Jawa Tengah, Gresik Jawa Timur dan kantor pusat Jakarta.
Realisasi potensi energi surya yang dihasilkan dari seluruh PLTS yang ada di Garudafood diperkirakan akan mencapai total lebih dari 2.400 kWP yang berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon sebesar 3.000-ton CO2 setiap tahunnya.
"Kalau dari presentasi itu berkisar 10 persen. Kenapa kita gak bisa lebih besar, karena regulasi juga. Kalau regulasinya diperbolehkan lebih besar, dan otomatis kita juga bisa lakukan dengan lebih besar. Sebetulnya kita planningnya lebih besar, tapi harus bertahap juga," terangnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda