Krisis Laut Merah Bikin Eksportir China Ketar-ketir
Minggu, 21 Januari 2024 - 19:18 WIB
"Beberapa (perusahaan) mungkin juga mempertimbangkan untuk memindahkan lebih banyak produksi ke India, yang satu minggu lebih dekat ke Eropa. Perusahaan perlu mengevaluasi kembali semuanya," ungkap Marco Castelli, pendiri IC Trade, yang mengekspor komponen mekanik buatan China ke Eropa.
Gangguan Laut Merah lebih lanjut akan menumpuk tekanan pada ekonomi China yang sedang menghadapi krisis properti, permintaan konsumen yang lemah, populasi yang menyusut dan pertumbuhan global yang lamban.
Kondisi Laut Merah yang masih memanas, bakal menjadi pukulan yang lebih berat untuk beberapa perusahaan China. Pasalnya krisis ini terjadi menjelang Tahun Baru Imlek pada bulan Februari, yang jadi tantangan untuk menavigasi logistik.
Dimana ada sekitar 300 juta pekerja migran yang cuti dan hampir semua pabrik di China tutup, menciptakan perebutan barang kiriman pada minggu-minggu sebelumnya.
Selain itu mengubah rute kapal dari Laut Merah - rute terpendek dari Asia ke Eropa melalui Terusan Suez - menjadi ke Good Hope dapat menambah lama waktu pengiriman menjadi dua minggu.
Beberapa perusahaan logistik sudah melaporkan kekurangan kontainer di pelabuhan Ningbo-Zhoushan di China, salah satu yang tersibuk di dunia berdasarkan tonase kargo, menurut BMI, sebuah perusahaan riset industri.
Terusan Suez merupakan rute utama untuk pengiriman barang China ke arah Barat, termasuk sekitar 60% ekspornya ke Eropa, menurut Middle East Institute, sebuah think tank yang berbasis di Washington.
Gangguan Laut Merah lebih lanjut akan menumpuk tekanan pada ekonomi China yang sedang menghadapi krisis properti, permintaan konsumen yang lemah, populasi yang menyusut dan pertumbuhan global yang lamban.
Efek Bagi Perusahaan China
Dengan perdagangan ke Eropa dan Afrika menyumbang 40% dari keseluruhan bisnis Han, Ia mengaku, telah meminta kepada pemasok dan pelanggan untuk menanggung sebagian biaya tambahan untuk menjaga perusahaannya tetap bertahan. "Waktu pengiriman untuk beberapa pesanan tertunda hingga beberapa minggu," katanya.Kondisi Laut Merah yang masih memanas, bakal menjadi pukulan yang lebih berat untuk beberapa perusahaan China. Pasalnya krisis ini terjadi menjelang Tahun Baru Imlek pada bulan Februari, yang jadi tantangan untuk menavigasi logistik.
Dimana ada sekitar 300 juta pekerja migran yang cuti dan hampir semua pabrik di China tutup, menciptakan perebutan barang kiriman pada minggu-minggu sebelumnya.
Selain itu mengubah rute kapal dari Laut Merah - rute terpendek dari Asia ke Eropa melalui Terusan Suez - menjadi ke Good Hope dapat menambah lama waktu pengiriman menjadi dua minggu.
Beberapa perusahaan logistik sudah melaporkan kekurangan kontainer di pelabuhan Ningbo-Zhoushan di China, salah satu yang tersibuk di dunia berdasarkan tonase kargo, menurut BMI, sebuah perusahaan riset industri.
Terusan Suez merupakan rute utama untuk pengiriman barang China ke arah Barat, termasuk sekitar 60% ekspornya ke Eropa, menurut Middle East Institute, sebuah think tank yang berbasis di Washington.
(akr)
tulis komentar anda