Perang Lawan Hamas Kuras Duit Israel, Bos Bank Sentral Cari Cara Stabilkan Utang
Minggu, 21 Januari 2024 - 23:28 WIB
JAKARTA - Gubernur Bank Sentral Israel, Amir Yaron mendukung, anggaran perang terbaru yang disetujui kabinet pekan ini. Ia mengatakan, bakal memberikan penyesuaian fiskal yang cukup untuk menstabilkan utang Israel meskipun biaya perang melawan Hamas sangat besar.
Dalam komentar pertamanya sejak anggaran perang dimenangkan dengan dukungan kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada minggu ini, Amir Yaron dari Bank of Israel memberikan dukungannya pada upaya untuk menjaga utang publik sekitar 66% dari produk domestik bruto (pdb) di tahun-tahun mendatang, dibandingkan dengan 62% pada tahun 2023.
"Langkah-langkah yang diambil untuk menstabilkan utang masa depan Israel adalah pernyataan yang sangat penting bagi pasar," kata Yaron saat wawancara dengan Bloomberg TV dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, tengah pekan lalu.
Anggaran negara yang direvisi untuk 2024 diajukan minggu ini, setelah sebelumnya sempat tersendat karena perdebatan politik. Dimana investor khawatir tentang jalur fiskal pemerintah selama perang melawan Hamas, yang telah melewati batas 100 hari.
Perang melawan Hamas akan menelan biaya sekitar 10% dari perkiraan PDB negara itu, atau sebesar USD530 miliar tahun ini, kata Yaron, sementara pendapatan Israel akan menurun sebesar 2%.
Bank of Israel sebelumnya telah memperingatkan respons fiskal pemerintah terhadap perang dapat memicu reaksi dari investor. Ini menunjukkan kemungkinan peningkatan imbal hasil obligasi dan devaluasi mata uang, bersama dengan hambatan pada pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Program fiskal yang disetujui oleh kabinet minggu ini menawarkan berbagai langkah dan kebijakan, seperti kenaikan pajak dan pengurangan pengeluaran. Termasuk pemotongan 5% untuk anggaran kementerian untuk membantu mengatasi peningkatan tajam dalam pengeluaran.
Bank sentral Israel diketahui telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,5% awal bulan ini, usai pasar stabil setelah beberapa minggu volatilitas tinggi yang disebabkan oleh perang.
Dalam komentar pertamanya sejak anggaran perang dimenangkan dengan dukungan kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada minggu ini, Amir Yaron dari Bank of Israel memberikan dukungannya pada upaya untuk menjaga utang publik sekitar 66% dari produk domestik bruto (pdb) di tahun-tahun mendatang, dibandingkan dengan 62% pada tahun 2023.
"Langkah-langkah yang diambil untuk menstabilkan utang masa depan Israel adalah pernyataan yang sangat penting bagi pasar," kata Yaron saat wawancara dengan Bloomberg TV dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, tengah pekan lalu.
Baca Juga
Anggaran negara yang direvisi untuk 2024 diajukan minggu ini, setelah sebelumnya sempat tersendat karena perdebatan politik. Dimana investor khawatir tentang jalur fiskal pemerintah selama perang melawan Hamas, yang telah melewati batas 100 hari.
Perang melawan Hamas akan menelan biaya sekitar 10% dari perkiraan PDB negara itu, atau sebesar USD530 miliar tahun ini, kata Yaron, sementara pendapatan Israel akan menurun sebesar 2%.
Bank of Israel sebelumnya telah memperingatkan respons fiskal pemerintah terhadap perang dapat memicu reaksi dari investor. Ini menunjukkan kemungkinan peningkatan imbal hasil obligasi dan devaluasi mata uang, bersama dengan hambatan pada pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Program fiskal yang disetujui oleh kabinet minggu ini menawarkan berbagai langkah dan kebijakan, seperti kenaikan pajak dan pengurangan pengeluaran. Termasuk pemotongan 5% untuk anggaran kementerian untuk membantu mengatasi peningkatan tajam dalam pengeluaran.
Bank sentral Israel diketahui telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,5% awal bulan ini, usai pasar stabil setelah beberapa minggu volatilitas tinggi yang disebabkan oleh perang.
(akr)
tulis komentar anda