Bank Sentral Israel Pangkas Suku Bunga 25 Bps, Tanda-tanda Kejatuhan Ekonomi Yahudi?

Selasa, 02 Januari 2024 - 04:25 WIB
loading...
Bank Sentral Israel Pangkas Suku Bunga 25 Bps, Tanda-tanda Kejatuhan Ekonomi Yahudi?
Bank of Israel menurunkan suku bunga pinjaman jangka pendek untuk pertama kalinya dalam empat tahun pada hari ini, Senin (1/1/2024) waktu setempat. Foto/Dok
A A A
YERUSALEM - Bank of Israel menurunkan suku bunga pinjaman jangka pendek untuk pertama kalinya dalam empat tahun pada hari ini, Senin (1/1/2024) waktu setempat. Hal itu menyusul data yang memperlihatkan, pelemahan ekonomi Yahudi dan inflasi sebagai akibar dari perang Israel melawan kelompok militan Palestina Hamas.



Seperti dilansir Reuters, sebelumnya pandangan analis terpecah, di mana ada yang memperkirakan tidak akan ada pergerakan. Sedangkan lainnya sudah memproyeksikan adanya pengurangan 25 basis poin, untuk menjadi pemangkasan pertama sejak April 2020.



Bank sentral menurunkan suku bunga acuan dari 4,75% menjadi 4,50%. Sebelumnya bank sentral telah menaikkan suku bunga 10 kali beruntun dalam siklus pengetatan agresif sejak April lalu sebelum berhenti pada bulan Juli dan lanjut lagi di bulan Agustus, Oktober dan November.

Sedangkan tingkat inflasi turun menjadi 3,3% pada November dari 3,7% pada Oktober 2023. Akan tetapi tetap di atas kisaran target tahunan 1%-3%. Ekonomi Israel diprediksi bakal mengalami kontraksi pada kuartal keempat dan akhir 2023 dengan pertumbuhan hanya 2%.

Sementara itu dilansir Bloomberg, pernyataan yang menyertai keputusan tersebut, memperlihatkan para pembuat kebijakan sebagian besar hanya mengulang apa yang menjadi fokus mereka. "Menstabilkan pasar dan mengurangi ketidakpastian, di samping stabilitas harga dan mendukung kegiatan ekonomi."

Bank sentral tidak memberikan sinyal yang jelas tentang apa yang direncanakan dan bakal melakukan apa selanjutnya. "Jalur suku bunga akan ditentukan sesuai dengan perkembangan perang dan ketidakpastian yang berasal darinya," jelasnya.

"Melihat stabilitas pasar keuangan belum lama ini menjadi mengakar dan lingkungan inflasi terus moderat menuju kisaran target, kebijakan moneter akan dapat lebih fokus pada mendukung kegiatan ekonomi," sambungnya.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5413 seconds (0.1#10.140)