Food Estate Dianggap Proyek Gagal, Istana Sebut Bakal Dievaluasi
Senin, 22 Januari 2024 - 14:47 WIB
JAKARTA - Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan bahwa program food estate akan dievaluasi. Menurutnya perlu penyempurnaan pada program tersebut.
Hal itu menanggapi perihal Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD yang menyebut food estate yang dilaksanakan pemerintah saat ini sebagai proyek gagal.
"Iya dievaluasi terus karena tentu implementasinya ada beberapa hal yang sifatnya kompleks yang perlu dilakukan penyempurnaan - penyempurnaan," kata Ari dalam keterangannya, Senin (22/1/2024).
Ari menjelaskan bahwa program food estate dikeluarkan untuk merespons situasi pangan di Indonesia saat krisis ekonomi yang melanda usai pandemi covid-19.
"Kebijakan food estate itu kan untuk merespons situasi yang kita hadapi ya. Kita tau bahwa situasi perekonomian dunia saat ini tidak baik-baik saja. Ada yang kita sebut krisis pangan. Jadi setelah pandemi temen-temen ketahui bahwa seluruh dunia menghadapi ancaman krisis pangan," jelasnya.
Ari mengatakan bahwa banyak negara yang kemudian menjadi negara gagal karena tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Termasuk, katanya, membuat harga pangan melambung tinggi di pasaran dunia.
"Untuk merespons itu harus ada terobosan yang skalanya tidak bisa skala kecil, harus skala besar. Dan itulah sebabnya mengapa bapak presiden mendorong untuk merespons dampak pandemi dan kemudian munculnya situasi krisis pangan itu dengan kebijakan lumbung pangan," kata Ari.
Tujuan dari food estate, lanjut Ari, untuk menghasilkan produksi yang bisa memenuhi cadangan pangan pemerintah. Sehingga kemampuan Indonesia untuk mandiri dari sisi pangan itu bisa tercukupi, tidak perlu impor, bergantung dari negara-negara lain khususnya ketika harga cukup tinggi.
Hal itu menanggapi perihal Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD yang menyebut food estate yang dilaksanakan pemerintah saat ini sebagai proyek gagal.
"Iya dievaluasi terus karena tentu implementasinya ada beberapa hal yang sifatnya kompleks yang perlu dilakukan penyempurnaan - penyempurnaan," kata Ari dalam keterangannya, Senin (22/1/2024).
Ari menjelaskan bahwa program food estate dikeluarkan untuk merespons situasi pangan di Indonesia saat krisis ekonomi yang melanda usai pandemi covid-19.
"Kebijakan food estate itu kan untuk merespons situasi yang kita hadapi ya. Kita tau bahwa situasi perekonomian dunia saat ini tidak baik-baik saja. Ada yang kita sebut krisis pangan. Jadi setelah pandemi temen-temen ketahui bahwa seluruh dunia menghadapi ancaman krisis pangan," jelasnya.
Ari mengatakan bahwa banyak negara yang kemudian menjadi negara gagal karena tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Termasuk, katanya, membuat harga pangan melambung tinggi di pasaran dunia.
"Untuk merespons itu harus ada terobosan yang skalanya tidak bisa skala kecil, harus skala besar. Dan itulah sebabnya mengapa bapak presiden mendorong untuk merespons dampak pandemi dan kemudian munculnya situasi krisis pangan itu dengan kebijakan lumbung pangan," kata Ari.
Tujuan dari food estate, lanjut Ari, untuk menghasilkan produksi yang bisa memenuhi cadangan pangan pemerintah. Sehingga kemampuan Indonesia untuk mandiri dari sisi pangan itu bisa tercukupi, tidak perlu impor, bergantung dari negara-negara lain khususnya ketika harga cukup tinggi.
tulis komentar anda