BI Ungkap Sejumlah Faktor yang Mempengaruhi Fundamental Rupiah
Selasa, 30 Januari 2024 - 14:08 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan nilai tukar rupiah (kurs) pada akhir Desember 2023 secara point to point (ptp) menguat 1,11% year on year (yoy) lebih baik dibandingkan dengan Baht Thailand dan Peso Filipina yang hanya menguat masing-masing sebesar 0,76% dan 0,62% yoy.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan sejumlah faktor yang mempengaruhi fundamental rupiah. Perkembangan harga barang, inflasi maupun nilai tukar, supply dan demand dan berita bepengaruh terhadap fundamental rupiah.
"Faktor-faktor berita satu dua minggu yang berpengaruh ke tekanan nilai tukar. Tidak hanya rupiah tetapi mata uang seluruh dunia," jelas Perry, ujar Perry dalam konferensi pers Hasil KSSK, Selasa (30/1/2024).
Perry mengungkapkan neraca perdagangan juga berpengaruh terhadap fundamental rupiah dari hasil ekspor dan permintaan valas. Selain itu, adanya pertumbuhan ekonomi tinggi, imbal hasil SBN dan saham.
Dia memproyeksikan nilai tukar rupiah akan tetap stabil tahun ini dengan kecenderungan menguat didukung oleh meredanya ketidakpastian global, kecenderungan penurunan yield obligasi negara maju, dan menurunnya tekanan penguatan dolar AS.
Positifnya perkembangan nilai tukar rupiah ke depan didukung oleh kebijakan stabilisasi BI serta penguatan strategi operasi moneter pro-market Bank Indonesia dalam rangka menarik aliran masuk portofolio asing dan pendalaman pasar uang.
Selain itu, BI terus memperkuat koordinasi mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan sejumlah faktor yang mempengaruhi fundamental rupiah. Perkembangan harga barang, inflasi maupun nilai tukar, supply dan demand dan berita bepengaruh terhadap fundamental rupiah.
"Faktor-faktor berita satu dua minggu yang berpengaruh ke tekanan nilai tukar. Tidak hanya rupiah tetapi mata uang seluruh dunia," jelas Perry, ujar Perry dalam konferensi pers Hasil KSSK, Selasa (30/1/2024).
Perry mengungkapkan neraca perdagangan juga berpengaruh terhadap fundamental rupiah dari hasil ekspor dan permintaan valas. Selain itu, adanya pertumbuhan ekonomi tinggi, imbal hasil SBN dan saham.
Dia memproyeksikan nilai tukar rupiah akan tetap stabil tahun ini dengan kecenderungan menguat didukung oleh meredanya ketidakpastian global, kecenderungan penurunan yield obligasi negara maju, dan menurunnya tekanan penguatan dolar AS.
Positifnya perkembangan nilai tukar rupiah ke depan didukung oleh kebijakan stabilisasi BI serta penguatan strategi operasi moneter pro-market Bank Indonesia dalam rangka menarik aliran masuk portofolio asing dan pendalaman pasar uang.
Selain itu, BI terus memperkuat koordinasi mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda