IMF Prediksi Ekonomi China Terus Memburuk, Terendah 3,4% di 2028
Sabtu, 03 Februari 2024 - 16:00 WIB
JAKARTA - Dana Moneter International atau IMF memproyeksikan ekonomi China akan terus memburuk. Ekonomi China akan terus melemah dari tahun ini hingga mencapai titik terendah 3,4% pada 2028 mendatang.
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil untuk negara dengan perekonomian terbesar di Asia ini akan melambat menjadi 4,6% di tahun 2024 lebih rendah 5,4% tahun lalu. Kemerosotan real estate dan melemahnya permintaan untuk ekspor akan membebani pertumbuhan tahun ini. Sementara dalam jangka menengah, negara ini akan menghadapi pelemahan produktivitas masyarakat dan penuaan populasi.
Hal itu diungkapkan IMF setelah konsultasi tahunan dengan para pejabat China, dikutip dari Nikkei Asia, Sabtu (3/2/2024). Langkah-langkah membantu transisi sektor properti dan menurunkan risiko utang pemerintah daerah penting untuk mendukung aktivitas jangka pendek untuk memulihkan kepercayaan dan mengurangi risiko.
Tanpa respons kebijakan di sektor properti, penurunan investasi real estate yang cukup besar hingga tahun 2025 dapat menyebabkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) menjadi 1 dan 0,8 poin persentase lebih rendah dari baseline pada 2024 dan 2025. Hal ini akan menurunkan pertumbuhan ke kisaran 3%.
Ekonomi China pulih pada tahun 2023 karena belanja konsumen didorong oleh pembukaan kembali pasca-COVID bersamaan dengan kebijakan pemerintah yang akomodatif. Namun, krisis sektor properti yang sedang berlangsung dan tekanan fiskal pada pemerintah daerah yang menghadapi tingkat utang yang tinggi.
Kontraksi yang lebih dalam dari perkiraan di sektor properti dapat semakin membebani permintaan swasta dan memperburuk kepercayaan menambah ketegangan fiskal pemerintah daerah, dan mengakibatkan tekanan disinflasi dan lingkaran umpan balik makro-keuangan yang merugikan. Selain itu, permintaan eksternal yang lebih buruk dari perkiraan dan ketegangan geopolitik menimbulkan risiko ekonomi China.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil untuk negara dengan perekonomian terbesar di Asia ini akan melambat menjadi 4,6% di tahun 2024 lebih rendah 5,4% tahun lalu. Kemerosotan real estate dan melemahnya permintaan untuk ekspor akan membebani pertumbuhan tahun ini. Sementara dalam jangka menengah, negara ini akan menghadapi pelemahan produktivitas masyarakat dan penuaan populasi.
Hal itu diungkapkan IMF setelah konsultasi tahunan dengan para pejabat China, dikutip dari Nikkei Asia, Sabtu (3/2/2024). Langkah-langkah membantu transisi sektor properti dan menurunkan risiko utang pemerintah daerah penting untuk mendukung aktivitas jangka pendek untuk memulihkan kepercayaan dan mengurangi risiko.
Tanpa respons kebijakan di sektor properti, penurunan investasi real estate yang cukup besar hingga tahun 2025 dapat menyebabkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) menjadi 1 dan 0,8 poin persentase lebih rendah dari baseline pada 2024 dan 2025. Hal ini akan menurunkan pertumbuhan ke kisaran 3%.
Ekonomi China pulih pada tahun 2023 karena belanja konsumen didorong oleh pembukaan kembali pasca-COVID bersamaan dengan kebijakan pemerintah yang akomodatif. Namun, krisis sektor properti yang sedang berlangsung dan tekanan fiskal pada pemerintah daerah yang menghadapi tingkat utang yang tinggi.
Kontraksi yang lebih dalam dari perkiraan di sektor properti dapat semakin membebani permintaan swasta dan memperburuk kepercayaan menambah ketegangan fiskal pemerintah daerah, dan mengakibatkan tekanan disinflasi dan lingkaran umpan balik makro-keuangan yang merugikan. Selain itu, permintaan eksternal yang lebih buruk dari perkiraan dan ketegangan geopolitik menimbulkan risiko ekonomi China.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(nng)
tulis komentar anda