Ramalan Buruk Ekonomi China di 2024, Terancam Deflasi 6 Bulan ke Depan

Senin, 29 Januari 2024 - 14:24 WIB
loading...
Ramalan Buruk Ekonomi...
Tekanan deflasi China diperkirakan masih akan berlanjut hingga pertengahan tahun ini. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Tekanan deflasi China diperkirakan masih akan berlanjut hingga pertengahan tahun ini. Deflasi kemungkinan akan terjadi setidaknya selama enam bulan ke depan karena lemahnya permintaan dan karena krisis properti terus mengikis kepercayaan diri di dalam perekonomian.

Berdasarkan survei Bloomberg, sebuah ukuran harga-harga di seluruh perekonomian yang disebut deflator produk domestik bruto (PDB) diperkirakan menurun setidaknya selama dua kuartal tahun ini.

Indeks tersebut yang mengukur perbedaan antara pertumbuhan PDB nominal dan riil telah turun selama tiga kuartal terakhir dan penurunan yang terus berlanjut hingga Juni akan menandai penurunan terpanjang sejak 1999.

"Penyebabnya adalah penurunan properti," ungkap Raymond Yeung, kepala ekonom untuk Greater China di Australia & New Zealand Banking Group Ltd, dikutip dari Bloomberg, Senin (29/1/2024).



Dia memproyeksikan penurunan indeks selama dua kuartal ke depan. "Rumah tangga kurang percaya diri pada real estate. Mereka tidak yakin apakah properti dapat menjaga kekayaan. Mereka membutuhkan jaminan dari pihak berwenang," kata dia.

Deflasi yang mengakar dan penurunan harga rumah adalah dua masalah paling serius yang dihadapi oleh negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini tahun ini, karena mencoba untuk mendapatkan kembali dan mempertahankan momentum.

Meskipun China mampu mencapai target pertumbuhan resmi sekitar 5% pada 2023, mengulangi kinerja serupa mungkin akan sulit. Para ekonom yang di survei Bloomberg sedikit meningkatkan perkiraan pertumbuhan China untuk beberapa tahun ke depan.

PDB 2024, ekonomi China diproyeksikan meningkat 4,6% dari tahun sebelumnya, menurut jajak pendapat 66 ekonom, naik sedikit dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,5%. Estimasi median di antara 51 ekonom untuk pertumbuhan pada tahun 2025 dinaikkan menjadi 4,5% dari 4,3%.



Namun, angka-angka tersebut masih berada di bawah tingkat pertumbuhan 5% yang diperkirakan oleh beberapa ekonom termasuk beberapa ekonom yang terkait dengan pemerintah. Harga konsumen terlihat masih tertekan di awal tahun, dengan para ekonom memproyeksikan indeks harga konsumen naik 0,2% pada kuartal ini sebelum berangsur naik. Estimasi median untuk CPI tahunan adalah 1,1%, sedikit lebih rendah dibandingkan kenaikan 1,4% pada survei terakhir.

"Risiko utama yang perlu diwaspadai adalah ekspektasi deflasi yang muncul di kalangan rumah tangga dan bisnis," kata ekonom di Maybank Securities Erica Tay. "Pada saat ini, urgensi dukungan fiskal telah meningkat."
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1459 seconds (0.1#10.140)