Muncul Fenomena Baru, Ramai-ramai Restoran Sushi di Jepang Bangkrut
Senin, 12 Februari 2024 - 08:04 WIB
JAKARTA - Sushi adalah salah satu kuliner Jepang yang paling ikonik dengan penggemar di seluruh dunia. Namun, di negara asalnya restoran-restoran sushi menutup bisnis mereka dengan laju tercepat sejak masa pandemi Covid-19.
Tokyo Shoko Research Ltd melaporkan kenaikan harga bahan baku, kekurangan staf, dan pengurangan langkah-langkah dukungan di era Covid telah menghantam restoran sushi di Jepang. Lima restoran bangkrut di Jepang pada bulan Januari dengan jumlah terbanyak dalam satu bulan sejak Agustus 2020.
Kegagalan restoran sushi di Jepang tahun ini dapat melebihi 30 kasus yang tercatat pada 2020, karena restoran yang lebih kecil mengalami kesulitan untuk beroperasi pada saat inflasi menyebabkan biaya makanan dan utilitas naik.
"Kebutuhan untuk membayar kembali pinjaman era Covid menambah beban mereka," tulis laporan tersebut dikutip BNN Bloomberg, Senin (12/2/2024).
Setelah mengalami penurunan harga selama beberapa dekade dalam ekonomi deflasi, Jepang juga terpukul oleh lonjakan inflasi di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan harga impor dan melemahnya yen mendorong biaya hidup rumah tangga Jepang yang tidak terbiasa dengan inflasi.
Inflasi makanan melonjak ke level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir tahun lalu, dengan harga ikan naik 14,8% dari tahun sebelumnya di bulan Mei, menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Jepang.
Kebangkrutan perusahaan telah meningkat secara keseluruhan di Jepang, tetapi sektor jasa termasuk restoran adalah yang paling terpukul, dengan jumlah kegagalan terbesar. Tahun lalu, 45 restoran ramen bangkrut, sekitar dua kali lebih banyak dari tahun sebelumnya, menurut Tokyo Shoko Research.
Lihat Juga: Bintang Porno Jepang yang Pasang Tarif Rp306 Juta untuk Seks Ditangkap dalam Operasi Hong Kong
Tokyo Shoko Research Ltd melaporkan kenaikan harga bahan baku, kekurangan staf, dan pengurangan langkah-langkah dukungan di era Covid telah menghantam restoran sushi di Jepang. Lima restoran bangkrut di Jepang pada bulan Januari dengan jumlah terbanyak dalam satu bulan sejak Agustus 2020.
Kegagalan restoran sushi di Jepang tahun ini dapat melebihi 30 kasus yang tercatat pada 2020, karena restoran yang lebih kecil mengalami kesulitan untuk beroperasi pada saat inflasi menyebabkan biaya makanan dan utilitas naik.
"Kebutuhan untuk membayar kembali pinjaman era Covid menambah beban mereka," tulis laporan tersebut dikutip BNN Bloomberg, Senin (12/2/2024).
Setelah mengalami penurunan harga selama beberapa dekade dalam ekonomi deflasi, Jepang juga terpukul oleh lonjakan inflasi di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan harga impor dan melemahnya yen mendorong biaya hidup rumah tangga Jepang yang tidak terbiasa dengan inflasi.
Inflasi makanan melonjak ke level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir tahun lalu, dengan harga ikan naik 14,8% dari tahun sebelumnya di bulan Mei, menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Jepang.
Kebangkrutan perusahaan telah meningkat secara keseluruhan di Jepang, tetapi sektor jasa termasuk restoran adalah yang paling terpukul, dengan jumlah kegagalan terbesar. Tahun lalu, 45 restoran ramen bangkrut, sekitar dua kali lebih banyak dari tahun sebelumnya, menurut Tokyo Shoko Research.
Lihat Juga: Bintang Porno Jepang yang Pasang Tarif Rp306 Juta untuk Seks Ditangkap dalam Operasi Hong Kong
(nng)
tulis komentar anda