Genjot Kinerja, Ini 5 Langkah Strategis PLN EPI di 2024
Selasa, 20 Februari 2024 - 23:35 WIB
JAKARTA - Memasuki tahun 2024, Subholding PLN Energi Primer Indonesia ( PLN EPI ) mengusung lima langkah strategis guna meningkatkan kinerja perusahaan. Berbagai upaya dan ekspansi disiapkan untuk menjaga kerterjaminan rantai pasok energi primer sekaligus menggenjot performa perusahaan.
Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan menjelaskan, langkah pertama adalah meningkatkan kinerja keuangan, agar tetap sehat dan bertumbuh. Untuk itu, jelas dia, PLN EPI akan memperkuat lini bisnis rantai pasok energi primer yang ada saat ini, juga mendorong peningkatan pendapatan beyond kWh.
"Kita pada tahun ini akan meningkatkan optimalisasi perkembangan portofolio baru. Kita juga akan mulai masuk pada bisnis green baik melalui co-invesment untuk meningkatkan additional demand," papar Mamit dalam "Press Briefing Corporate Exposure PLN EPI" di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Dia menjelaskan, PLN EPI telah berkolaborasi dan menjalin berbagai kerja sama dengan beberapa pihak pada tahun 2023 hingga awal tahun ini, seperti kerja sama dengan perusahaan asal Jepang dan UEA untuk pengembangan rantai pasok energi primer.
Langkah kedua, lanjut dia, adalah penguatan suplai energi primer ke seluruh pembangkit. Saat ini PLN EPI memiliki mandat untuk menjaga seluruh pasokan baik itu batu bara, gas, BBM hingga biomassa ke pembangkit di level keamanan Hari Operasi Pembangkit (HOP).
"Dalam hal ini, tidak ada pembangkit yang di bawah 20 HOP saat ini. Berbagai penguatan seperti jaminan pasokan, keamanan alokasi energi primer kita perkuat hingga seluruh pembangkit terjamin pasokan energinya," tegasnya.
Langkah selanjutnya, kata Mamit, PLN EPI juga akan fokus pada efisiensi biaya energi primer. Untuk itu, perusahaan akan melakukan perencanaan kebutuhan dan kepastian rantai pasok dengan biaya yang paling optimal.
Langkah keempat, sesuai mandat holding, PLN EPI juga mengembangkan usaha dengan menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). "Ini antara lain sudah kita laksanakan dengan membuat eco-village atau desa berdaya energi, yang melibatkan masyarakat untuk hutan energi di Gunung Kidul, Yogyakarta," kata Mamit.
Langkah kelima atau terakhir, lanjut dia, adalah penguatan tata kelola Human Capital. "Hal ini untuk meningkatkan maturitas organisasi perusahaan yang didukung oleh proses bisnis yang ekselen dan sesuai dengan good corporate governance (GCG)," pungkasnya.
Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan menjelaskan, langkah pertama adalah meningkatkan kinerja keuangan, agar tetap sehat dan bertumbuh. Untuk itu, jelas dia, PLN EPI akan memperkuat lini bisnis rantai pasok energi primer yang ada saat ini, juga mendorong peningkatan pendapatan beyond kWh.
"Kita pada tahun ini akan meningkatkan optimalisasi perkembangan portofolio baru. Kita juga akan mulai masuk pada bisnis green baik melalui co-invesment untuk meningkatkan additional demand," papar Mamit dalam "Press Briefing Corporate Exposure PLN EPI" di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Dia menjelaskan, PLN EPI telah berkolaborasi dan menjalin berbagai kerja sama dengan beberapa pihak pada tahun 2023 hingga awal tahun ini, seperti kerja sama dengan perusahaan asal Jepang dan UEA untuk pengembangan rantai pasok energi primer.
Langkah kedua, lanjut dia, adalah penguatan suplai energi primer ke seluruh pembangkit. Saat ini PLN EPI memiliki mandat untuk menjaga seluruh pasokan baik itu batu bara, gas, BBM hingga biomassa ke pembangkit di level keamanan Hari Operasi Pembangkit (HOP).
"Dalam hal ini, tidak ada pembangkit yang di bawah 20 HOP saat ini. Berbagai penguatan seperti jaminan pasokan, keamanan alokasi energi primer kita perkuat hingga seluruh pembangkit terjamin pasokan energinya," tegasnya.
Langkah selanjutnya, kata Mamit, PLN EPI juga akan fokus pada efisiensi biaya energi primer. Untuk itu, perusahaan akan melakukan perencanaan kebutuhan dan kepastian rantai pasok dengan biaya yang paling optimal.
Langkah keempat, sesuai mandat holding, PLN EPI juga mengembangkan usaha dengan menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). "Ini antara lain sudah kita laksanakan dengan membuat eco-village atau desa berdaya energi, yang melibatkan masyarakat untuk hutan energi di Gunung Kidul, Yogyakarta," kata Mamit.
Langkah kelima atau terakhir, lanjut dia, adalah penguatan tata kelola Human Capital. "Hal ini untuk meningkatkan maturitas organisasi perusahaan yang didukung oleh proses bisnis yang ekselen dan sesuai dengan good corporate governance (GCG)," pungkasnya.
(fjo)
tulis komentar anda