Memberdayakan Para Pemulung Jadi Pelaku Industri Ekonomi Sirkular
Jum'at, 23 Februari 2024 - 21:17 WIB
"Per 2024, kami menargetkan 150 ton sampah terkumpul per bulan. Untuk pengumpulan sampah, kami telah bermitra dengan 500 pengepul sampah, 20 bank sampah, serta bekerjasama dengan sejumlah outlet makanan dan minuman, instansi pemerintah, sekolah serta beberapa outlet industri lainnya untuk mencapai target tersebut. Kami menargetkan penambahan kemitraan hingga 20 persen di 2024," imbuhnya.
Leha menambahkan, dalam perjalanannya, kegiatan operasional RBU Tangerang Selatan terus bertumbuh. Untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dan menjangkau lebih banyak pengepul, RBU telah memiliki satelit atau cabang RBU di Bekasi, Sukabumi dan Gunung Sindur.
RBU lebih dari sekedar inisiatif keberlanjutan perusahaan, tetapi sebagai sosial bisnis yang terus bertumbuh. Dengan demikian, RBU diharapkan tak sekedar memberikan kontribusi bagi pengelolaan sampah, tetapi juga dapat mendorong pemberdayaan masyarakat sekitar.
Menurut Leha, sebelum RBU hadir di Tangerang Selatan, para pemulung, pelapak dan pengepul kesulitan untuk menjual sampah botol plastik (PET) dan sampah bernilai ekonomis lainnya (Non PET).
RBU juga memberdayakan pemulung, pelapak, dan pengepul sampah. Mereka diberikan edukasi dan diikutsertakan dalam program peningkatan kesejahteraan dan kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan keliling, mendapatkan kartu BPJS Kesehatan, dan pemberian vitamin. Jumlah penerima manfaat mencapai 100 individu per bulan. Mereka juga mendapatkan bantuan sembako untuk peningkatan gizi keluarga.
Hal ini sejalan dengan cerita dari Sarmanah, salah satu pelapak mitra RBU Tangerang Selatan, turut menyampaikan rasa syukurnya dengan kehadiran RBU.
"RBU memberikan harga beli yang paling tinggi dan menyediakan fasilitas pengambilan sampah terjadwal yaitu 2 kali setiap minggunya. Hal ini memudahkan saya, karena hanya memiliki gerobak tentu sulit jika harus bolak-balik mengantar," terangnya.
"Ditambah, saya menjalankan lapak sendirian setelah suami saya berpulang. Alhamdulillah, teman-teman pengurus RBU selalu membantu saya sehingga kebutuhan rumah tercukupi. Selain itu, saya juga mendapat bantuan sembako dan pemeriksaan keliling. Saya sangat berterima kasih pada RBU dan akan selalu bekerja sama serta mendukung perkembangan RBU,” jelas Sarmanah.
Sarmanah meyakini kerja sama ini tidak sebatas kerja sama dagang atau jual beli saja. Mereka adalah penggerak dan ujung tombak dari industri daur ulang, tentunya kesehatan dan kesejahteraannya perlu diutamakan.
Leha menambahkan, dalam perjalanannya, kegiatan operasional RBU Tangerang Selatan terus bertumbuh. Untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dan menjangkau lebih banyak pengepul, RBU telah memiliki satelit atau cabang RBU di Bekasi, Sukabumi dan Gunung Sindur.
RBU lebih dari sekedar inisiatif keberlanjutan perusahaan, tetapi sebagai sosial bisnis yang terus bertumbuh. Dengan demikian, RBU diharapkan tak sekedar memberikan kontribusi bagi pengelolaan sampah, tetapi juga dapat mendorong pemberdayaan masyarakat sekitar.
Menurut Leha, sebelum RBU hadir di Tangerang Selatan, para pemulung, pelapak dan pengepul kesulitan untuk menjual sampah botol plastik (PET) dan sampah bernilai ekonomis lainnya (Non PET).
RBU juga memberdayakan pemulung, pelapak, dan pengepul sampah. Mereka diberikan edukasi dan diikutsertakan dalam program peningkatan kesejahteraan dan kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan keliling, mendapatkan kartu BPJS Kesehatan, dan pemberian vitamin. Jumlah penerima manfaat mencapai 100 individu per bulan. Mereka juga mendapatkan bantuan sembako untuk peningkatan gizi keluarga.
Hal ini sejalan dengan cerita dari Sarmanah, salah satu pelapak mitra RBU Tangerang Selatan, turut menyampaikan rasa syukurnya dengan kehadiran RBU.
"RBU memberikan harga beli yang paling tinggi dan menyediakan fasilitas pengambilan sampah terjadwal yaitu 2 kali setiap minggunya. Hal ini memudahkan saya, karena hanya memiliki gerobak tentu sulit jika harus bolak-balik mengantar," terangnya.
"Ditambah, saya menjalankan lapak sendirian setelah suami saya berpulang. Alhamdulillah, teman-teman pengurus RBU selalu membantu saya sehingga kebutuhan rumah tercukupi. Selain itu, saya juga mendapat bantuan sembako dan pemeriksaan keliling. Saya sangat berterima kasih pada RBU dan akan selalu bekerja sama serta mendukung perkembangan RBU,” jelas Sarmanah.
Sarmanah meyakini kerja sama ini tidak sebatas kerja sama dagang atau jual beli saja. Mereka adalah penggerak dan ujung tombak dari industri daur ulang, tentunya kesehatan dan kesejahteraannya perlu diutamakan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda