Bos Bapanas Klaim Harga Beras Bisa Turun ke Rp14.000 Lagi
Rabu, 28 Februari 2024 - 13:12 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengklaim harga beras akan turun menjelang masuknya bulan Ramadan. Hal itu disebabkan masuknya musim panen raya di beberapa daerah yang sudah terjadi belakangan ini.
Arief menjelaskan masuknya panen raya membuat harga gabah mengalami penurunan berdampak pada turunnya harga pokok produksi (HPP) di tingkat penggilingan sehingga harga beras di pasar menjadi murah.
Menurut Arief dengan masuknya musim panen diproyeksikan harga gabah akan kembali di angka Rp6.500-Rp7.000 per kilogram. Sedangkan harga gabah saat ini memang masih berada di angka Rp8.600-Rp8.700 per kilogram. Pembentukan harga beras di pasar merupakan 2 kali harga gabah.
Sehingga ketika harga gabah berada di level, katakanlah seperti yang dikatakan Arief Rp7.000 per kilogram, maka kemungkinan harga beras di pasar sekitar Rp14 ribu per per kilogram. Harga tersebut menurutnya sudah berada di jalur Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah.
"Otomatis jadi malah kebalikannya yang harus dijaga di tingkat petani," ujar Arief di Pasar Induk Beras Cipinang, Rabu (28/2/2024).
Arief mengatakan penurunan harga sejalan dengan panen padi sebanyak 3,5 juta ton pada Maret mendatang. Jumlah tersebut terhitung surplus jika dibandingkan dengan kebutuhan beras per bulan sebanyak 2,5 juta ton.
"Minggu ini panen lokal sudah dimulai sehingga harga gabah ini akan berangsur turun dari sebelumnya di angka Rp8.600-Rp8.700 akan turun jadi Rp8.000, dan akan turun lagi menjadi sekitar Rp6.500 per kilogram," lanjutnya.
Apabila melihat proyeksi hasil panen yang sudah mulai terjadi saat ini, dan akan berlanjut hingga bulan Maret mendatang, Arief memastikan ketersediaan stok beras hingga harganya aman menjelang puasa. "Jelang puasa tanggal 9-10 Maret sampai lebaran kami pastikan beras itu aman," kata dia.
Arief menjelaskan masuknya panen raya membuat harga gabah mengalami penurunan berdampak pada turunnya harga pokok produksi (HPP) di tingkat penggilingan sehingga harga beras di pasar menjadi murah.
Menurut Arief dengan masuknya musim panen diproyeksikan harga gabah akan kembali di angka Rp6.500-Rp7.000 per kilogram. Sedangkan harga gabah saat ini memang masih berada di angka Rp8.600-Rp8.700 per kilogram. Pembentukan harga beras di pasar merupakan 2 kali harga gabah.
Sehingga ketika harga gabah berada di level, katakanlah seperti yang dikatakan Arief Rp7.000 per kilogram, maka kemungkinan harga beras di pasar sekitar Rp14 ribu per per kilogram. Harga tersebut menurutnya sudah berada di jalur Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah.
"Otomatis jadi malah kebalikannya yang harus dijaga di tingkat petani," ujar Arief di Pasar Induk Beras Cipinang, Rabu (28/2/2024).
Arief mengatakan penurunan harga sejalan dengan panen padi sebanyak 3,5 juta ton pada Maret mendatang. Jumlah tersebut terhitung surplus jika dibandingkan dengan kebutuhan beras per bulan sebanyak 2,5 juta ton.
"Minggu ini panen lokal sudah dimulai sehingga harga gabah ini akan berangsur turun dari sebelumnya di angka Rp8.600-Rp8.700 akan turun jadi Rp8.000, dan akan turun lagi menjadi sekitar Rp6.500 per kilogram," lanjutnya.
Apabila melihat proyeksi hasil panen yang sudah mulai terjadi saat ini, dan akan berlanjut hingga bulan Maret mendatang, Arief memastikan ketersediaan stok beras hingga harganya aman menjelang puasa. "Jelang puasa tanggal 9-10 Maret sampai lebaran kami pastikan beras itu aman," kata dia.
(nng)
tulis komentar anda