Jelang Panen Raya, Kementan Minta Bulog dan Swasta Serap Panen Petani
Senin, 18 Maret 2024 - 10:25 WIB
JAKARTA - Kementerian Pertanian ( Kementan ) meminta Bulog dan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) menyerap jagung hasil panen petani lokal. Panen raya jagung diperkirakan terjadi pada Maret-April 2024.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, panen jagung di Indonesia diperkirakan akan mencukupi kebutuhan secara nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), panen jagung pada Maret diperkirakan mencapai 2,29 juta ton di lahan 405.000 hektare. Sementara pada April, panen jagung diperkirakan mencapai 1,76 juta ton pada luas lahan 318.000 hektare.
"Kami meminta Bulog untuk melakukan penyerapan secara maksimal. Setidaknya 500.000 ton jagung petani dapat diserap secara cepat," ujar Suwandi dalam keterangan resminya, dikutip Senin (18/3/2024).
Panen raya dinilai waktu yang tepat bagi Bulog dan para pengusaha untuk membantu para petani melalui kepastian penyerapan hasil panen. Namun, Suwandi juga mengingatkan agar jagung petani dihargai dengan layak.
Di tengah potensi panen jagung yang melimpah, lanjut dia, tidak sedikit petani jagung di Indonesia mengeluhkan karena anjloknya harga. Bahkan, harga jagung petani bisa menyentuh Rp2.500 hingga Rp4.000 per kilogram.
Berdasarkan data yang dirilis BPS itu, Suwandi optimistis Maret hingga April panen jagung nasional mencukupi kebutuhan masyarakat dan dapat mewujudkan stabilitas."Maret-April diperkirakan petani kita akan panen jagung 4 juta ton sementara itu data BPS, kita pegang datanya," ucap Suwandi.
Sesuai data BPS,luas panen jagung Maret 2024 yang terbesar berada di 10 kabupaten, yaitu Tuban 42.811 hektare, Bone 39.131 hektare, Lampung Timur 35.905 hektare, Lampung Selatan 33.940 hektare, Bima 29.178 hektare, Dompu 28.895 hektare, Sampang 28.152 hektare, Pamekasan 22.086 hektare, Lampung Tengah 19.122 hektare, dan Sumbawa 18.363 hektare.
Selanjutnya potensi luas panen jagung April 2024 terbesar tersebar di 10 kabupaten, yaitu Sumbawa 39.632 hektar, Bima 29.957 hektar, Gunung Kidul 26.899 hektar, Dompu 17.060 hektar, Lampung Tengah 15.202 hektar, Wonogiri 15.200 hektar, Boalemo 12.280 hektar, Lampung Timur 12.030 hektar, Jeneponto 11.997 hektar dan Malang 9.719 hektar.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, panen jagung di Indonesia diperkirakan akan mencukupi kebutuhan secara nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), panen jagung pada Maret diperkirakan mencapai 2,29 juta ton di lahan 405.000 hektare. Sementara pada April, panen jagung diperkirakan mencapai 1,76 juta ton pada luas lahan 318.000 hektare.
"Kami meminta Bulog untuk melakukan penyerapan secara maksimal. Setidaknya 500.000 ton jagung petani dapat diserap secara cepat," ujar Suwandi dalam keterangan resminya, dikutip Senin (18/3/2024).
Panen raya dinilai waktu yang tepat bagi Bulog dan para pengusaha untuk membantu para petani melalui kepastian penyerapan hasil panen. Namun, Suwandi juga mengingatkan agar jagung petani dihargai dengan layak.
Di tengah potensi panen jagung yang melimpah, lanjut dia, tidak sedikit petani jagung di Indonesia mengeluhkan karena anjloknya harga. Bahkan, harga jagung petani bisa menyentuh Rp2.500 hingga Rp4.000 per kilogram.
Berdasarkan data yang dirilis BPS itu, Suwandi optimistis Maret hingga April panen jagung nasional mencukupi kebutuhan masyarakat dan dapat mewujudkan stabilitas."Maret-April diperkirakan petani kita akan panen jagung 4 juta ton sementara itu data BPS, kita pegang datanya," ucap Suwandi.
Sesuai data BPS,luas panen jagung Maret 2024 yang terbesar berada di 10 kabupaten, yaitu Tuban 42.811 hektare, Bone 39.131 hektare, Lampung Timur 35.905 hektare, Lampung Selatan 33.940 hektare, Bima 29.178 hektare, Dompu 28.895 hektare, Sampang 28.152 hektare, Pamekasan 22.086 hektare, Lampung Tengah 19.122 hektare, dan Sumbawa 18.363 hektare.
Selanjutnya potensi luas panen jagung April 2024 terbesar tersebar di 10 kabupaten, yaitu Sumbawa 39.632 hektar, Bima 29.957 hektar, Gunung Kidul 26.899 hektar, Dompu 17.060 hektar, Lampung Tengah 15.202 hektar, Wonogiri 15.200 hektar, Boalemo 12.280 hektar, Lampung Timur 12.030 hektar, Jeneponto 11.997 hektar dan Malang 9.719 hektar.
(fjo)
tulis komentar anda