Cerita Pengusaha Jemuran Dinding, dari Korban PHK hingga Punya Puluhan Karyawan

Senin, 25 Maret 2024 - 19:45 WIB
Sopian Tajudin pria asal Bogor kini mampu menjadi penguasa sukses jemuran dinding. FOTO/Andri Bagus Syaeful
BOGOR - Sopian Tajudin pria asal Bogor kini mampu menjadi penguasa sukses jemuran dinding. Keberhasilan itu berkat rasa ingin bangkit karena menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) saat pandemi covid-19 dan kini malah mampu membuka lapangan kerja. Pada 2020, Sopian harus kehilangan pekerjaannya karena di PHK oleh salah satu perusahaan di Cikarang. Kondisi itu memang berat buatnya karena harus memutar otak mencari cara agar perekonomian keluarga tidak terganggu.

Setelah beberapa hari menganggur, dia melihat sebuah peluang untuk menjadi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Saat itu ada tetangga rumahnya menyewa mobil untuk belanja perabotan kebutuhan dagang. Akan tetapi, tetangganya kecewa. Oleh dikarenakan, tempat membeli jemuran yang mana menjadi kebutuhan usaha sedang kehabisan stok meskipun sudah memesan lama. Sopian pun sontak langsung menawarkan diri bisa membuat jemuran dinding serupa. Jadi, dia meminta waktu dua hari untuk memproduksi jemuran tersebut sebagai contoh untuk tetangganya. "Saya coba, kasih waktu dua hari untuk membuat jemuran serupa," kata Sopian kepada Sindonews, belum lama ini.





Ternyata, jemuran dinding yang dibuatnya dengan menonton Youtube dapat cocok dengan kriteria tetangganya itu. Setelah itu, tetangganya menjadi langganan tunggal jemuran dindingnya untuk memenuhi kebutuhan usaha. "Semenjak itu, saya menekuni usaha jemuran pakaian. Rekan saya yang memasarkan di marketplace," ucapnya.

Sopian mengatakan usahanya itu mampu menjual 90-an buah jemuran dinding dalam satu hari. Tentunya, sangat menyenangkan buatnya karena menemukan sumber lain dalam mendapatkan pundi-pundi rupiah untuk memutar roda perekonomian keluarga. "Harga mulia dari Rp 20 ribu sampai dengan Rp 40 ribu. Itu tergantung ukuran," ucapnya.

Mampu Maju dengan Tambahan Modal dari KUR BRI

Usahanya yang berada di Mega Sentul Bougenville nomor 8, Kabupaten Bogor, memerlukan tambahan modal saat awal merintis. Modal itu digunakan untuk membeli bahan baku yang lebih murah jika dalam jumlah banyak.

"Demi menekan anggaran produksi. Bahan baku memang lebih murah dibeli dengan jumlah banyak, tetapi terkendala modal. Itu tantangan usaha saya," katanya.

Sopian pun memanfaatkan program kredit usaha rakyat (KUR) BRI saat itu. Pasalnya, dia nilai KUR BRI sangat bersahabat dengan pelaku UMKM karena bunganya hanya enam persen saja.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More