Berkah Lebaran, Perputaran Uang Meningkat Ekonomi pun Tumbuh

Jum'at, 12 April 2024 - 17:27 WIB
Momen Ramadan dan Lebaran dipastikan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2024. FOTO/Ilustrasi
JAKARTA - Meningkatnya permintaan masyarakat secara musiman di masa Ramadan dan Lebaran dipastikan membuat perputaran uang meningkat di daerah maupun perkotaan. Seiring dengan itu, perekonomian di kuartal pertama tahun ini diyakini akan tumbuh positif.

"Terdapat potensi tambahan uang beredar (M2) sekitar Rp150-170 triliun pada momentum Ramadan dan Idulfitri tahun ini," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada MNC Portal, Jumat (12/4/2024).

Josua menambahkan, biasanya perputaran uang akan meningkat cepat baik di kota maupun daerah. Menjelang Lebaran, sejalan dengan meningkatnya aktivitas mudik, perputaran uang di daerah pun akan cenderung lebih cepat. "Perputaran uang yang lebih cepat ini akan menggerakkan roda perekonomian, karena ativitas transaksi perdagangan barang dan jasa meningkat," tuturnya.





Menurut Josua, sektor-sektor ekonomi yang terdampak positif di tengah momentum Idulfitri dan mudik Lebaran adalah yang berkaitan dengan belanja masyarakat. Antara lain, sektor perdagangan, jasa penyediaan akomodasi dan makananan-minuman. Selain itu, terkait dengan aktivitas mudik, sektor transportasi secara keseluruhan, baik transportasi darat, laut, udara juga cenderung meningkat.

"Secara umum, hitungan kami dampak Ramadan dan Lebaran ke ekonomi adalah dapat mendorong pertumbuhan sebesar 0,14-0,25 ppt. Jadi kami masih lihat pada kuartal pertama 2024 ekonomi Indonesia berpeluang untuk tumbuh di kisaran 5-5,1%," paparnya.

Josua menambahkan, beberapa faktor yang juga mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama ini adalah meningkatnya belanja pemerintah, terutama terkait bansos dan pelaksanaan Pemilu, dan adanya low-base effect dari kuartal I-2023 karena periode terlama Ramadan bergeser dari April pada tahun lalu (triwulan kedua) menjadi Maret tahun ini (triwulan pertama).



"Memang benar inflasi yang dalam tren meningkat karena kenaikan harga pangan dapat menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2024 karena mengganggu daya beli masyarakat. Namun faktor THR, bonus, serta kenaikan gaji dapat menahan penurunan daya beli akibat inflasi terutama bagi golongan middle income," tambah Josua.

Terlepas dari itu, Josua berpendapat pemerintah harus mulai mendesain kebijakan untuk membantu daya beli kelas menengah dan segera menurunkan inflasi pangan. Sebab, jika tidak, maka kemungkinan momentum Ramadan dan Lebaran, di mana tidak hanya konsumsi primer, konsumsi sekunder dan tersier juga akan naik dan bisa menjadi terganggu karena faktor inflasi pangan.

"Kami melihat tantangan ekonomi pada periode Ramadan adalah pengendalian inflasi pangan di tengah suplai yang terganggu karena El Nino, cuaca ekstrem, dan terganggunya jalur distribusi. Namun demand meningkat secara musiman," tutupnya.
(fjo)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More