Rupiah Terjun Bebas, Sore Ini Ditutup Melemah ke Rp16.176 per USD
Selasa, 16 April 2024 - 15:58 WIB
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah sore ini ditutup melemah hingga 328 poin ke level Rp16.176 per USD setelah sebelumnya berada di level Rp15.840 per USD. Mengutip data Bloomberg, rupiah hari ini sempat dibuka pada level Rp16.088 per USD.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar AS dipengaruhi oleh Greenback menguat karena inflasi yang masih stagnan dan pertumbuhan yang kuat menyebabkan investor menunda ekspektasi mengenai kapan Federal Reserve kemungkinan akan mulai menurunkan suku bunganya.
"Bank sentral AS kini juga memperkirakan akan melakukan pemotongan lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Para pedagang sekarang memperkirakan kurang dari dua kali pemotongan sebesar 25 basis poin pada akhir tahun, setelah sebelumnya memperkirakan tiga kali pemotongan," tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (16/4/2024).
Presiden Fed New York John Williams mengatakan pada hari Senin bahwa kebijakan Fed berada dalam kondisi yang baik dan masih bersifat restriktif, dan menambahkan bahwa pandangannya sendiri adalah bahwa penurunan suku bunga kemungkinan akan dimulai tahun ini.
Investor juga fokus pada meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang dipandang sebagai peningkatan permintaan terhadap safe haven dolar AS. Israel menghadapi tekanan yang semakin besar dari sekutunya pada hari Senin untuk menunjukkan pengendalian diri dan menghindari eskalasi konflik di Timur Tengah ketika Israel mempertimbangkan bagaimana menanggapi serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran pada akhir pekan.
Penjualan ritel naik 0,7% bulan lalu dan data bulan Februari direvisi lebih tinggi untuk menunjukkan penjualan meningkat 0,9%, bukan 0,6% seperti yang dilaporkan sebelumnya. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penjualan ritel, yang sebagian besar berupa barang dan tidak disesuaikan dengan inflasi, naik 0,3% di bulan Maret.
Dari sentimen domestik, pasar terus mengamati momentum Ramadan dan Lebaran diyakini dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi domestik sebesar 0,14-0,25 persen poin (ppt). Sehingga, di kuartal pertama 2024 ekonomi Indonesia berpeluang untuk tumbuh di kisaran 5,0 - 5,1 persen.
Adapun sejumlah faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut adalah meningkatnya belanja pemerintah terutama terkait bansos dan pelaksanaan Pemilu.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar AS dipengaruhi oleh Greenback menguat karena inflasi yang masih stagnan dan pertumbuhan yang kuat menyebabkan investor menunda ekspektasi mengenai kapan Federal Reserve kemungkinan akan mulai menurunkan suku bunganya.
"Bank sentral AS kini juga memperkirakan akan melakukan pemotongan lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Para pedagang sekarang memperkirakan kurang dari dua kali pemotongan sebesar 25 basis poin pada akhir tahun, setelah sebelumnya memperkirakan tiga kali pemotongan," tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (16/4/2024).
Presiden Fed New York John Williams mengatakan pada hari Senin bahwa kebijakan Fed berada dalam kondisi yang baik dan masih bersifat restriktif, dan menambahkan bahwa pandangannya sendiri adalah bahwa penurunan suku bunga kemungkinan akan dimulai tahun ini.
Investor juga fokus pada meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang dipandang sebagai peningkatan permintaan terhadap safe haven dolar AS. Israel menghadapi tekanan yang semakin besar dari sekutunya pada hari Senin untuk menunjukkan pengendalian diri dan menghindari eskalasi konflik di Timur Tengah ketika Israel mempertimbangkan bagaimana menanggapi serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran pada akhir pekan.
Penjualan ritel naik 0,7% bulan lalu dan data bulan Februari direvisi lebih tinggi untuk menunjukkan penjualan meningkat 0,9%, bukan 0,6% seperti yang dilaporkan sebelumnya. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penjualan ritel, yang sebagian besar berupa barang dan tidak disesuaikan dengan inflasi, naik 0,3% di bulan Maret.
Dari sentimen domestik, pasar terus mengamati momentum Ramadan dan Lebaran diyakini dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi domestik sebesar 0,14-0,25 persen poin (ppt). Sehingga, di kuartal pertama 2024 ekonomi Indonesia berpeluang untuk tumbuh di kisaran 5,0 - 5,1 persen.
Adapun sejumlah faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut adalah meningkatnya belanja pemerintah terutama terkait bansos dan pelaksanaan Pemilu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda