Kurs Rupiah Masih Ambles ke Rp16.200 per USD, Begini Respons Bos BI Perry Warjiyo
Jum'at, 19 April 2024 - 13:20 WIB
JAKARTA - Pasca ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkat, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini bertengger kembali di Rp16.200/USD. Mengutip data Bloomberg hingga siang ini, rupiah berada di level Rp16.268 per dolar AS.
Bank Indonesia (BI) menyakini ekonomi RI termasuk salah satu negara emerging market (EMEs) yang kuat dalam menghadapi dampak rambatan global akibat ketidakpastian penurunan Fed Fund Rate (FFR) dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
“Kami terus memastikan stabilitas rupiah tetap terjaga dengan intervensi valuta asing dan langkah-langkah lain yang diperlukan," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Sidang G20 dan IMF di Washington DC, Kamis (18/4/2024).
Ekonomi yang kuat tersebut ditopang oleh kebijakan moneter dan fiskal yang prudent dan terkoordinasi erat. Selain itu, untuk memperkuat ketahanan eksternal dimaksud, komitmen kuat Bank Indonesia untuk stabilisasi nilai tukar menjadi bagian penting.
Demikian pula pengelolaan aliran portfolio asing yang ramah pasar, termasuk operası moneter yang “promarket” dan terintegrasi dengan pendalaman pasar uang, mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Bank Indonesia (BI) menyakini ekonomi RI termasuk salah satu negara emerging market (EMEs) yang kuat dalam menghadapi dampak rambatan global akibat ketidakpastian penurunan Fed Fund Rate (FFR) dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
“Kami terus memastikan stabilitas rupiah tetap terjaga dengan intervensi valuta asing dan langkah-langkah lain yang diperlukan," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Sidang G20 dan IMF di Washington DC, Kamis (18/4/2024).
Ekonomi yang kuat tersebut ditopang oleh kebijakan moneter dan fiskal yang prudent dan terkoordinasi erat. Selain itu, untuk memperkuat ketahanan eksternal dimaksud, komitmen kuat Bank Indonesia untuk stabilisasi nilai tukar menjadi bagian penting.
Demikian pula pengelolaan aliran portfolio asing yang ramah pasar, termasuk operası moneter yang “promarket” dan terintegrasi dengan pendalaman pasar uang, mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
(akr)
tulis komentar anda