Tiru Taktik Iran, Begini Cara Cerdik Rusia Siasati Sanksi Barat
Minggu, 05 Mei 2024 - 08:25 WIB
Dana Moneter Internasional (IMF) juga memiliki ekspektasi pertumbuhan yang sama dengan Rusia, dengan menetapkan tingkat ekspansi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 3,2%, dan mencatat bahwa pengeluaran negara yang tinggi dan investasi yang terkait dengan perang melawan Ukraina akan mendorong pertumbuhan. Pendapatan yang kuat dari ekspor minyak akan terus mendukung keuangan Moskow.
Sanksi Barat Melempem
Rusia dikenai lebih dari 5.000 sanksi yang berbeda-beda lebih banyak daripada yang dijatuhkan kepada Iran, Venezuela, Myanmar, dan Kuba jika digabungkan. Sanksi-sanksi tersebut ditargetkan pada politisi dan pejabat di pemerintahan Putin, serta oligarki Rusia, perusahaan besar, lembaga keuangan, dan kompleks industri militer.
Sanksi keuangan telah membatasi akses bank-bank Rusia ke pasar keuangan internasional, mengecualikan mereka dari sistem perbankan SWIFT yang sangat penting, yang mendukung sebagian besar transfer uang dan sekuritas internasional.
Selain itu, bank sentral Rusia juga tidak dapat mengakses cadangan devisanya yang sangat besar yang terletak di negara-negara G7. Masalahnya, hanya sanksi yang dijatuhkan oleh Dewan Keamanan PBB yang mengikat secara hukum untuk semua negara di dunia. Dan memang ada beberapa negara seperti India, Brasil, dan China yang tidak mematuhi sanksi tersebut.
Menurut sebuah laporan dari harian bisnis AS, The Wall Street Journal, Washington berencana untuk menargetkan beberapa bank Cina untuk memastikan sanksi-sanksi Barat benar-benar menggigit. Pemerintahan Presiden AS Joe Biden ingin mengeluarkan Beijing dari sistem keuangan global untuk menghentikan aliran dana yang mendanai mesin perang Rusia, demikian laporan surat kabar tersebut, mengutip sumber-sumber anonim.
Di Uni Eropa, seorang yang disebut sebagai utusan sanksi David O'Sullivan dari Irlandia ditunjuk pada Januari tahun lalu untuk melakukan upaya diplomatik menegakkan rezim sanksi blok tersebut.
"Tugasnya juga untuk melakukan perjalanan ke negara-negara pascaSoviet yang bertetangga dengan Rusia untuk membujuk pemerintah di sana untuk menegakkan sanksi dengan lebih ketat," kata von Soest kepada DW.
"Masalah umum telah diakui bahwa ada cara-cara bagi Rusia dan Iran untuk menghindari sanksi," katanya, seraya menambahkan bahwa sekarang kita harus melihat apa yang akan dihasilkan dari berbagai langkah tersebut.
Sanksi Barat Melempem
Rusia dikenai lebih dari 5.000 sanksi yang berbeda-beda lebih banyak daripada yang dijatuhkan kepada Iran, Venezuela, Myanmar, dan Kuba jika digabungkan. Sanksi-sanksi tersebut ditargetkan pada politisi dan pejabat di pemerintahan Putin, serta oligarki Rusia, perusahaan besar, lembaga keuangan, dan kompleks industri militer.
Sanksi keuangan telah membatasi akses bank-bank Rusia ke pasar keuangan internasional, mengecualikan mereka dari sistem perbankan SWIFT yang sangat penting, yang mendukung sebagian besar transfer uang dan sekuritas internasional.
Selain itu, bank sentral Rusia juga tidak dapat mengakses cadangan devisanya yang sangat besar yang terletak di negara-negara G7. Masalahnya, hanya sanksi yang dijatuhkan oleh Dewan Keamanan PBB yang mengikat secara hukum untuk semua negara di dunia. Dan memang ada beberapa negara seperti India, Brasil, dan China yang tidak mematuhi sanksi tersebut.
Menurut sebuah laporan dari harian bisnis AS, The Wall Street Journal, Washington berencana untuk menargetkan beberapa bank Cina untuk memastikan sanksi-sanksi Barat benar-benar menggigit. Pemerintahan Presiden AS Joe Biden ingin mengeluarkan Beijing dari sistem keuangan global untuk menghentikan aliran dana yang mendanai mesin perang Rusia, demikian laporan surat kabar tersebut, mengutip sumber-sumber anonim.
Di Uni Eropa, seorang yang disebut sebagai utusan sanksi David O'Sullivan dari Irlandia ditunjuk pada Januari tahun lalu untuk melakukan upaya diplomatik menegakkan rezim sanksi blok tersebut.
"Tugasnya juga untuk melakukan perjalanan ke negara-negara pascaSoviet yang bertetangga dengan Rusia untuk membujuk pemerintah di sana untuk menegakkan sanksi dengan lebih ketat," kata von Soest kepada DW.
"Masalah umum telah diakui bahwa ada cara-cara bagi Rusia dan Iran untuk menghindari sanksi," katanya, seraya menambahkan bahwa sekarang kita harus melihat apa yang akan dihasilkan dari berbagai langkah tersebut.
tulis komentar anda