Kematian Presiden Iran Timbulkan Ketidakpastian, Harga Emas Naik
Selasa, 21 Mei 2024 - 12:57 WIB
JAKARTA - Kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi akibat kecelakaan helikopter pada hari Minggu (19/5) menambah ketidakpastian di Timur Tengah dan mendorong naiknya harga emas dan minyak. Melansir berbagai sumber, Selasa (21/5/2024), harga emas naik mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah.
Seperti diketahui, harga emas biasanya menanjak di tengah ketidakpastian global karena investor memilih emas sebagai aset safe-haven. Saat ini, harga emas di pasar spot naik 1% menjadi USD2.438,44 per ounce, setelah mencapai rekor tertinggi USD2.449,89 di awal sesi. Begitupun emas berjangka AS, mengalami kenaikan 1,1% menjadi USD2.442,60 per ounce.
Selain emas, harga minyak mentah juga melanjutkan kenaikannya setelah berita kematian Raisi tersebar. Hal itu dinilai wajar mengingat Iran merupakan salah satu negara penghasil minyak utama dunia. Minyak mentah jenis Brent naik USD41 sen, atau 0,5%, menjadi USD84,39 per barel.
Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk bulan Juni naik tipis USD23 sen menjadi USD80,29 per barel, setelah sebelumnya mencapai USD80,35, tertinggi sejak 1 Mei.
Kabar kematian Raisi dan ketidakpastian politik di kawasan Timur Tengah juga mengakibatkan volatilitas di pasar saham. Namun, pasar tampaknya mengabaikan dampak kematian Raisi terhadap harga saham.
Pada hari Senin, saham-saham dunia menguat setelah indeks saham AS mendekati rekornya, dengan Dow Jones Industrial Average ditutup di atas 40.000 untuk pertama kalinya. Pasar Eropa memulai minggu ini dengan lebih tinggi dengan FTSE 100 Inggris naik 0,3% menjadi 8.447,28.
Selanjutnya, DAX Jerman menguat 0,4% menjadi 18.770,02 dan CAC 40 di Paris naik 0,4% menjadi 8.197,72. Lalu, S&P 500 naik tipis 0,1%, dan Dow Jones Industrial Average naik kurang dari 0,1%.
Seperti diketahui, harga emas biasanya menanjak di tengah ketidakpastian global karena investor memilih emas sebagai aset safe-haven. Saat ini, harga emas di pasar spot naik 1% menjadi USD2.438,44 per ounce, setelah mencapai rekor tertinggi USD2.449,89 di awal sesi. Begitupun emas berjangka AS, mengalami kenaikan 1,1% menjadi USD2.442,60 per ounce.
Selain emas, harga minyak mentah juga melanjutkan kenaikannya setelah berita kematian Raisi tersebar. Hal itu dinilai wajar mengingat Iran merupakan salah satu negara penghasil minyak utama dunia. Minyak mentah jenis Brent naik USD41 sen, atau 0,5%, menjadi USD84,39 per barel.
Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk bulan Juni naik tipis USD23 sen menjadi USD80,29 per barel, setelah sebelumnya mencapai USD80,35, tertinggi sejak 1 Mei.
Kabar kematian Raisi dan ketidakpastian politik di kawasan Timur Tengah juga mengakibatkan volatilitas di pasar saham. Namun, pasar tampaknya mengabaikan dampak kematian Raisi terhadap harga saham.
Pada hari Senin, saham-saham dunia menguat setelah indeks saham AS mendekati rekornya, dengan Dow Jones Industrial Average ditutup di atas 40.000 untuk pertama kalinya. Pasar Eropa memulai minggu ini dengan lebih tinggi dengan FTSE 100 Inggris naik 0,3% menjadi 8.447,28.
Selanjutnya, DAX Jerman menguat 0,4% menjadi 18.770,02 dan CAC 40 di Paris naik 0,4% menjadi 8.197,72. Lalu, S&P 500 naik tipis 0,1%, dan Dow Jones Industrial Average naik kurang dari 0,1%.
(fjo)
tulis komentar anda