Hayooo...! Para Pelaku Kerajinan Jangan Jadi Penonton Saja
Rabu, 19 Agustus 2020 - 18:37 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah berdampak pada menurunnya penjualan produk-produk kerajinan Indonesia. Belum lagi dalam masa pandemi ini, outlet penjualan tradisional seperti pasar dan bazaar sangat terbatas sekali. Hal ini membuat nasib masa depan kerajinan menjadi lebih sulit.
Sekjen Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Gati Wibawaningsih mengatakan, dalam masa pandemi seperti ini, digitalisasi pasar kerajinan menjadi sebuah keharusan. Para pelaku industri harus mulai terlibat dalam perubahan teknologi yang pesat dan tidak hanya menjadi penonton pasif.
"Kami mendorong digitalisasi pasar kerajinan mulai dari perbaikan produk, kemampuan bersaing, presentasi produk hingga strategi pemasaran yang sesuai dengan industri 4.0," ujarnya pada Musyawarah Nasional Dekranas 2020 yang digelar secara virtual bertajuk "Segi Positif Covid-19: Momentum Percepatan Digitalisasi Pasar Kerajinan Menuju Industri 4.0", Rabu (19/8/2020).
Menurut Gati, dengan membawa produk kerajinan ke dalam pasar online yang lebih luas, maka pelaku industri dapat lebih efisien dalam memperluas pasarnya. Namun transformasi dari pasar offline ke online melalui website atau marketplace diakuinya memerlukan banyak persiapan.
"Transformasi ini bukan proses yang mudah dan singkat tetapi sebuah proses yang harus dijalani oleh industri kerajinan agar tetap bersaing, berkembang dan tidak tertinggal oleh zaman. Masa pandemi ini dapat menjadi momentum yang pas untuk dimulainya langkah menuju digitalisasi industri kerajinan," tuturnya. ( Baca juga:Jarang Kejadian, Sri Mulyani Berterima Kasih kepada DPR )
Untuk menggenjot ekspor, lanjut Gati, tidak hanya menyasar pasar tetapi para pengrajin juga harus dipersiapkan. Selama pandemi ini pasar ekspor yang surplus hanya kerajinan dari perhiasan emas. Sementara sektor kerajinan lainnya malah menurun sesuai dengan melemahnya permintaan global.
"Kesiapan pengrajin harus kita siapkan juga, antara lain pengetahuan mereka mengenai ekspor impor. Cara memproduksi produk yang sesuai dengan demand pasar ekspor. Kemudian bagaimana attitude dari pengrajin itu sendiri, baik pemilik maupun tenaga kerja yang memproduksi kerajian. Selanjutnya, kita bantu upscale kemampuan mereka," jelas Gati.
Pada Musyawarah Nasional ini juga diluncurkan nota kesepahaman yang telah ditandatangani Dewan Kerajinan Nasional dengan PT Telekomunikasi Indonesia, berupa pemberian paket bantuan internet dengan kecepatan 10mbps, untuk 500 IKM/UKM binaan Dekranas, selama 12 bulan.
"Ini merupakan realisasi salah satu program kerja Dewan Kerajinan Nasional untuk percepatan digitalisasi pasar kerajinan menuju industry 4.0," kata Gati.
Sekjen Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Gati Wibawaningsih mengatakan, dalam masa pandemi seperti ini, digitalisasi pasar kerajinan menjadi sebuah keharusan. Para pelaku industri harus mulai terlibat dalam perubahan teknologi yang pesat dan tidak hanya menjadi penonton pasif.
"Kami mendorong digitalisasi pasar kerajinan mulai dari perbaikan produk, kemampuan bersaing, presentasi produk hingga strategi pemasaran yang sesuai dengan industri 4.0," ujarnya pada Musyawarah Nasional Dekranas 2020 yang digelar secara virtual bertajuk "Segi Positif Covid-19: Momentum Percepatan Digitalisasi Pasar Kerajinan Menuju Industri 4.0", Rabu (19/8/2020).
Menurut Gati, dengan membawa produk kerajinan ke dalam pasar online yang lebih luas, maka pelaku industri dapat lebih efisien dalam memperluas pasarnya. Namun transformasi dari pasar offline ke online melalui website atau marketplace diakuinya memerlukan banyak persiapan.
"Transformasi ini bukan proses yang mudah dan singkat tetapi sebuah proses yang harus dijalani oleh industri kerajinan agar tetap bersaing, berkembang dan tidak tertinggal oleh zaman. Masa pandemi ini dapat menjadi momentum yang pas untuk dimulainya langkah menuju digitalisasi industri kerajinan," tuturnya. ( Baca juga:Jarang Kejadian, Sri Mulyani Berterima Kasih kepada DPR )
Untuk menggenjot ekspor, lanjut Gati, tidak hanya menyasar pasar tetapi para pengrajin juga harus dipersiapkan. Selama pandemi ini pasar ekspor yang surplus hanya kerajinan dari perhiasan emas. Sementara sektor kerajinan lainnya malah menurun sesuai dengan melemahnya permintaan global.
"Kesiapan pengrajin harus kita siapkan juga, antara lain pengetahuan mereka mengenai ekspor impor. Cara memproduksi produk yang sesuai dengan demand pasar ekspor. Kemudian bagaimana attitude dari pengrajin itu sendiri, baik pemilik maupun tenaga kerja yang memproduksi kerajian. Selanjutnya, kita bantu upscale kemampuan mereka," jelas Gati.
Pada Musyawarah Nasional ini juga diluncurkan nota kesepahaman yang telah ditandatangani Dewan Kerajinan Nasional dengan PT Telekomunikasi Indonesia, berupa pemberian paket bantuan internet dengan kecepatan 10mbps, untuk 500 IKM/UKM binaan Dekranas, selama 12 bulan.
"Ini merupakan realisasi salah satu program kerja Dewan Kerajinan Nasional untuk percepatan digitalisasi pasar kerajinan menuju industry 4.0," kata Gati.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda