Soal Lambannya Pencairan Anggaran, Sri Mulyani: Menteri Baru Belum Paham Birokrasi
Rabu, 19 Agustus 2020 - 18:57 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menjawab persoalan pencairan budget yang terkesan lamban. Pandemi Covid-19 saat ini menyebar secara global dan belum meraih titik puncaknya. Hal ini mengakibatkan aktivitas ekonomi juga turut terhambat.
"Di sisi lain, dalam kabinet ini, ada menteri-menteri yang masih benar-benar baru. Jadi, mereka belum benar-benar paham birokrasi, karena belum pernah bekerja di pemerintah," ujar Sri dalam 'Jakpost Up Close #10 webinar: Reimagining The Future of Indonesia’s Economy' di Jakarta, Rabu (19/8/2020).
Pandemi yang datang mendadak ini menghantam perencanaan budget mereka. Otomatis, perencanaan budget mereka pun berubah drastis. ( Baca juga:Harga Emas Ngamuk Makin Tak Terbendung )
"Ada budget yang harus dipotong, ada yang harus diprioritaskan. Ini menjadi tantangan bagi mereka, apalagi sambil working from home (WFH) di periode pertama mereka menjabat," tutur Sri.
Seandainya tidak WFH, akan lebih mudah bagi mereka untuk berkomunikasi karena diskusi di kantor bisa lebih intensif. Tapi sekarang, tantangan ini juga dihadapi oleh semua pemerintah di dunia, bukan hanya di Indonesia.
"Di momen ini, semua kementerian seakan-akan melihat semuanya di bawah mikroskop. Pak Presiden juga berpesan agar mereka melihat semua detail-detail mikro di situasi yang serba-tak pasti ini," pungkas Sri.
"Di sisi lain, dalam kabinet ini, ada menteri-menteri yang masih benar-benar baru. Jadi, mereka belum benar-benar paham birokrasi, karena belum pernah bekerja di pemerintah," ujar Sri dalam 'Jakpost Up Close #10 webinar: Reimagining The Future of Indonesia’s Economy' di Jakarta, Rabu (19/8/2020).
Pandemi yang datang mendadak ini menghantam perencanaan budget mereka. Otomatis, perencanaan budget mereka pun berubah drastis. ( Baca juga:Harga Emas Ngamuk Makin Tak Terbendung )
"Ada budget yang harus dipotong, ada yang harus diprioritaskan. Ini menjadi tantangan bagi mereka, apalagi sambil working from home (WFH) di periode pertama mereka menjabat," tutur Sri.
Seandainya tidak WFH, akan lebih mudah bagi mereka untuk berkomunikasi karena diskusi di kantor bisa lebih intensif. Tapi sekarang, tantangan ini juga dihadapi oleh semua pemerintah di dunia, bukan hanya di Indonesia.
"Di momen ini, semua kementerian seakan-akan melihat semuanya di bawah mikroskop. Pak Presiden juga berpesan agar mereka melihat semua detail-detail mikro di situasi yang serba-tak pasti ini," pungkas Sri.
(uka)
tulis komentar anda