Turki Stop Perdagangan dengan Israel, Importir Zionis Kelimpungan

Selasa, 28 Mei 2024 - 13:51 WIB
Presiden Turki Tayyip Erdogan sangat kritis terhadap serangan militer Israel di Gaza yang menurut data Kementerian Kesehatan Gaza meyebabkan hampir 36.000 warga Palestina tewas. Turki juga telah menarik duta besarnya untuk Israel pada bulan November untuk konsultasi dan menangguhkan penerbangan antara kedua negara.

Sebagai balasan atas larangan perdagangan tersebut, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan ia akan membatalkan perjanjian perdagangan bebas dengan Turki – setidaknya sampai Erdogan mundur dan digantikan oleh "seorang pemimpin yang waras dan tidak membenci Israel". Rencana tersebut, kata dia, akan diajukan ke kabinet untuk mendapat persetujuan.



Kendati hanya menyumbang sekitar 5% dari impor Israel, Wakil Direktur Jenderal Asosiasi Pembangun Israel Shay Pauzner mengatakan, Turki menyumbang sekitar 40% semen yang diimpor negara tersebut. Meski industri ini kemudian beralih ke pemasok semen Eropa, harganya akan jauh lebih mahal dibandingkan semen dari Turki, yang terkenal dengan produk industrinya yang murah. "Ini masalah, tapi bukan bencana," ujarnya.

Sementara itu, dua importir mobil utama Israel mengatakan beberapa model mobil Toyota dan Hyundai tertahan di pelabuhan Turki karena larangan perdagangan. Union Motors, importir Toyota Israel, mengatakan larangan itu berdampak pada pengiriman model Corolla dan C-HR dan pihaknya sedang mencari solusi. Colmobil, yang mengimpor mobil Hyundai dari Turki, mengatakan pihaknya menangguhkan pesanan untuk beberapa model dan bekerja sama dengan pabrikan tersebut untuk mencari solusi pasokan.

Demikian pula, Diplomat – salah satu importir terbesar di Israel – mengatakan pihaknya sedang berusaha mencari alternatif selain Turki untuk mendatangkan berbagai produk konsumen, termasuk merek dari Heinz, Gillette, Braun dan Pampers.

Para pejabat Israel mengatakan mereka berencana meningkatkan produksi lokal untuk mencegah kekurangan. Survei Asosiasi Produsen Israel pekan lalu menemukan bahwa 80% produsen memiliki alternatif selain Turki, sementara 60% mengatakan mereka memiliki persediaan tiga bulan. "Meskipun kita sudah kecanduan terhadap impor murah dari Turki kita akan baik-baik saja tanpa produk tersebut," kilahPresiden Asosiasi Produsen Israel Ron Tomer.
(fjo)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More