Turki Stop Perdagangan dengan Israel, Importir Zionis Kelimpungan

Selasa, 28 Mei 2024 - 13:51 WIB
loading...
Turki Stop Perdagangan...
Importir Israel kesulitan mencari pengganti produk-produk Turki yang murah setelah Ankara memutuskan hubungan dagang dengan negara tersebut. FOTO/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Perdagangan Israel-Turki telah melewati banyak badai diplomatik selama beberapa dekade namun tetap berjalan dengan nilai mencapai miliaran dolar per tahun. Namun, perdagangan kedua negara itu mungkin tidak akan bertahan akibat kebrutalan Israel terhadap Palestina dalam perang di Gaza saat ini.

Turki pada awal bulan ini resmi menghentikan perdagangan bilateral dengan Israel sampai perang berakhir dan bantuan dapat mengalir tanpa hambatan ke Gaza.Turki adalah yang pertama – dan sejauh ini satu-satunya – mitra dagang utama Israel yang menangguhkan perdagangan terkait perang Gaza. Turki menempati peringkat kelima mitra dagang terbesar Israel meski hanya menyumbang kurang dari 5% dari total impor negara tersebut. Israel menyatakan tindakan Turki tersebut melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia.

Akibatnya, para importir Israel pontang-panting mencari sumber-sumber alternatif untuk barang-barang penting mulai dari semen, makanan, dan mobil sebagai respons terhadap keputusan Turki. Menurut para ekonom, penghentian perdagangan itu mungkin akan menyebabkan kelangkaan jangka pendek, meski tidak akan melemahkan perekonomian Israel yang bernilai USD500 miliar.



"Turki adalah mitra dagang penting bagi Israel, namun kami tidak bergantung secara eksklusif pada Turki," kata Shmuel Abramzon, kepala ekonom di Kementerian Keuangan Israel, seperti dilansir Reuters, Selasa (28/5/2024).

Meski mengakui beberapa alternatif kemungkinan akan menimbulkan biaya yang lebih tinggi, Israel meyakini tidak akan ada gangguan yang signifikan atau terus-menerus terhadap perekonomian negara tersebut akibat tindakan Turki. Perdagangan bilateral antara kedua negara turun hampir 23% menjadi USD6,2 miliar pada tahun 2023, menurut data pemerintah Israel, dengan impor Israel berjumlah sekitar tiga perempat dari angka tersebut.

Setelah tindakan Ankara, beberapa perusahaan ekspor Turki mengatakan kepada Reuters bahwa mereka mencari cara untuk mengirim barang ke Israel melalui negara ketiga. Namun, eksportir dan importir di Turki dan Israel mengatakan tidak ada tanda-tanda bahwa hal ini akan berhasil.

Para pejabat perdagangan mengatakan Yunani, Italia, dan negara-negara lain bersedia mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Turki dan kesepakatan sudah dekat, namun masalah utamanya adalah menemukan tujuan alternatif untuk ekspor Israel senilai lebih dari USD1,5 miliar, yang sebagian besar berupa bahan bakar, bahan kimia, dan semikonduktor.

Perdagangan harus dapat diandalkan dan berkelanjutan. Oleh karena itu, kami merasa bahwa tujuan kami adalah menemukan sumber yang dapat diandalkan untuk jangka panjang,” kata Roey Fisher, kepala badan Administrasi Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perekonomian.

Presiden Turki Tayyip Erdogan sangat kritis terhadap serangan militer Israel di Gaza yang menurut data Kementerian Kesehatan Gaza meyebabkan hampir 36.000 warga Palestina tewas. Turki juga telah menarik duta besarnya untuk Israel pada bulan November untuk konsultasi dan menangguhkan penerbangan antara kedua negara.

Sebagai balasan atas larangan perdagangan tersebut, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan ia akan membatalkan perjanjian perdagangan bebas dengan Turki – setidaknya sampai Erdogan mundur dan digantikan oleh "seorang pemimpin yang waras dan tidak membenci Israel". Rencana tersebut, kata dia, akan diajukan ke kabinet untuk mendapat persetujuan.



Kendati hanya menyumbang sekitar 5% dari impor Israel, Wakil Direktur Jenderal Asosiasi Pembangun Israel Shay Pauzner mengatakan, Turki menyumbang sekitar 40% semen yang diimpor negara tersebut. Meski industri ini kemudian beralih ke pemasok semen Eropa, harganya akan jauh lebih mahal dibandingkan semen dari Turki, yang terkenal dengan produk industrinya yang murah. "Ini masalah, tapi bukan bencana," ujarnya.

Sementara itu, dua importir mobil utama Israel mengatakan beberapa model mobil Toyota dan Hyundai tertahan di pelabuhan Turki karena larangan perdagangan. Union Motors, importir Toyota Israel, mengatakan larangan itu berdampak pada pengiriman model Corolla dan C-HR dan pihaknya sedang mencari solusi. Colmobil, yang mengimpor mobil Hyundai dari Turki, mengatakan pihaknya menangguhkan pesanan untuk beberapa model dan bekerja sama dengan pabrikan tersebut untuk mencari solusi pasokan.

Demikian pula, Diplomat – salah satu importir terbesar di Israel – mengatakan pihaknya sedang berusaha mencari alternatif selain Turki untuk mendatangkan berbagai produk konsumen, termasuk merek dari Heinz, Gillette, Braun dan Pampers.

Para pejabat Israel mengatakan mereka berencana meningkatkan produksi lokal untuk mencegah kekurangan. Survei Asosiasi Produsen Israel pekan lalu menemukan bahwa 80% produsen memiliki alternatif selain Turki, sementara 60% mengatakan mereka memiliki persediaan tiga bulan. "Meskipun kita sudah kecanduan terhadap impor murah dari Turki kita akan baik-baik saja tanpa produk tersebut," kilahPresiden Asosiasi Produsen Israel Ron Tomer.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1695 seconds (0.1#10.140)