Bapanas Ungkap Kondisi Stok Pangan Jelang Iduladha

Selasa, 11 Juni 2024 - 10:52 WIB
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, bagaimana stok pangan nasional menjelang Hari Raya Iduladha 1445 H. Foto/Dok
JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi memastikan bahwa stok pangan nasional aman menjelang Hari Raya Iduladha 1445 H. Hal ini ia ungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR-RI yang berlangsung baru-baru ini.

"Berdasarkan proyeksi neraca pangan yang menghitung ketersediaan dan kebutuhan pangan, secara umum stok pangan pokok strategis nasional, kami pastikan aman dan cukup, terutama mengantisipasi momentum Iduladha yang sebentar lagi tiba," ujarnya.





Arief melanjutkan, meskipun ada fenomena El Nino dan La Nina, Bapanas senantiasa memastikan stok pangan dalam kondisi yang aman dan cukup. Salah satu langkahnya adalah dengan memastikan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Bulog selalu terjaga di atas 1 juta ton.

Diterangkan per 7 Juni 2024, stok CBP di Bulog sebesar 1,7 juta ton. Hal ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta jajarannya memastikan terjaganya stabilitas pangan dan terdistribusi secara merata dan terjangkau bagi masyarakat.



Demikian pula dengan ketersediaan daging ruminansia yang dipastikan cukup untuk masyarakat. Untuk sapi hidup (livestock), Bapanas akan menyelenggarakan rapat koordinasi bersama para stakeholders untuk mengidentifikasi jumlah sebarannya, sehingga upaya Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) dapat dilakukan dengan baik.

"Khusus untuk menghadapi momentum hari raya di mana kebutuhan untuk kurban meningkat, ini akan dirapatkan pada Selasa oleh Deputi kami, tapi sebenarnya secara keseluruhan mengenai komoditas ruminansia daging sapi dan kerbau, kondisinya aman," ujar Arief.

"Kalau pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya yang menjadi challenge kita adalah perpindahan antar wilayah. Jadi kalau Jakarta dan Bandung Raya biasanya kita suplai dari Jawa Tengah dan Jawa Timur juga, nah challenge tahun sebelumnya adalah waktu kita mengambil dari Nusa Tenggara, itu terlalu banyak. Jadi isunya malah kebanyakan dan itu akhirnya akan 'direekspor' kembali. Tetapi pada waktu itu diupayakan untuk dijual di Jakarta dan sekitarnya," tambahnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More