Norwegia Temukan Harta Karun Tanah Jarang Terbesar di Eropa

Rabu, 12 Juni 2024 - 13:58 WIB
Temuan endapan tanah jarang dalam jumlah besar di Norwegia disambut baik di Eropa. FOTO/Ilustrasi
JAKARTA - Perusahaan pertambangan Rare Earths Norway menyatakan telah menemukan endapan logam tanah jarang yang sangat berharga terbesar di Eropa. Temuan ini dinilai sebagai momen penting bagiEropa yang tengah berupaya untuk mematahkan dominasiChina dalamproduksi mineral kritis yang sangat penting untukindustri elektronik dan transportasi modern tersebut.

Sebagian besar cadangan tanah jarang dimiliki atau dikendalikan oleh China, dan permintaannya diperkirakan akan tumbuh secara eksponensial dalam beberapa tahun mendatang seiring dengan percepatan transisi energi bersih. Rare Earths Norway mengatakan dalam sebuah pernyataan pada tanggal 6 Juni bahwa Kompleks Fen Carbonatite di tenggara negara tersebut memiliki total 8,8 juta metrik ton oksida tanah jarang (TREO) dengan prospek yang wajar untuk ekstraksi ekonomi.



Di dalam TREO, yang dianggap penting bagi peralihan global dari bahan bakar fosil, perusahaan tersebut mengatakan ada sekitar 1,5 juta metrik ton tanah jarang terkait magnet yang dapat digunakan dalam kendaraan listrik dan turbin angin. Penemuan ini melampaui deposit tanah jarang besar yang ditemukan tahun lalu di negara tetangga, Swedia.



CEO Rare Earths Norway Alf Reistad mengatakan bahwa penemuan di Fen merupakan "tonggak sejarah besar" bagi perusahaan. "Penting untuk menyatakan bahwa sama sekali tidak ada ekstraksi unsur tanah jarang di Eropa saat ini," kata Reistad dikutip dari CNBC, Rabu (12/6/2024).

Salah satu tujuan Undang-Undang Bahan Baku Kritis adalah untuk mengekstraksi setidaknya 10% dari permintaan tahunan Uni Eropa untuk tanah jarang pada tahun 2030 dan Rare Earths Norway mengatakan pihaknya berharap dapat berkontribusi pada tujuan tersebut. Rare Earths Norway mengatakan deposit tanah jarang di Telemark, sekitar 210 kilometer barat daya Oslo, kemungkinan akan menggarisbawahi posisi Norwegia sebagai bagian integral dari rantai nilai tanah jarang dan bahan baku penting Eropa.



Ke depannya, Rare Earths Norway mengatakan pekerjaan eksplorasi di kompleks tersebut akan terus berlanjut, dengan pengeboran lebih lanjut dijadwalkan bulan depan. Perusahaan tersebut mengatakan sedang berupaya mengembangkan tahap pertama penambangan pada tahun 2030.

Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan bahwa pasokan saat ini tidak memenuhi apa yang dibutuhkan untuk mengubah sektor energi. Hal ini dikarenakan terdapat konsentrasi geografis yang relatif tinggi dari produksi banyak elemen transisi energi. Sebagian besar elemen tanah jarang berada di China, yang diperkirakan menyumbang 70% dari ekstraksi bijih tanah jarang global dan 90% dari pemrosesan bijih tanah jarang.

Chinamerupakan mitra terbesar UE untuk impor elemen tanah jarang pada tahun 2022, menyumbang 40% dari keseluruhan impor berdasarkan berat. Terkait dengan itu,Reistad mengatakan bahwa ke depan mineral ini akan lebih penting daripada minyak dan gas Norwegia.

"Tidak lebih bernilai, tetapi (Presiden Komisi Eropa) Ursula von der Leyen telah menyatakan bahwa litium dan elemen tanah jarang akan segera menjadi lebih penting daripada minyak dan gas. Jadi, itu akan lebih penting, tetapi tentu saja nilainya tidak sama," tuturnya.
(fjo)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More