Digitalisasi dan Riset Teknologi Jadi Kunci Utama Kinerja Positif Pertamina 2023
Minggu, 23 Juni 2024 - 17:09 WIB
Pertamina juga telah menjalankan 9 proyek peningkatan produktivitas, efisiensi energi, dan menambah kapasitas kilang.
Di hilir, tambah Nicke, dengan digitalisasi Subholding Commercial and Trading Pertamina berhasil mengendalikan kuota BBM dan LPG bersubsidi dan meningkatkan penjualan BBM Non Subsidi sebesar 2 persen yang sebagian besar adalah industri.
"Artinya ini produktif mendorong industri untuk tumbuh lebih baik," kata Nicke.
Untuk bisnis pengangkutan, Integrated Marine and Logistic Subholding Pertamina telah mengoperasikan 760 kapal dengan terus melakukan ekspansi bisnis Internasional. Saat ini, melalui PIS, Pertamina telah memiliki 50 rute pelayaran internasional. Pada 2023, volume yang diangkut mencapai 161 juta KL, naik 3 persen dibanding 2022.
Kinerja pengembangan bisnis oleh Gas Subholding juga menunjukkan hasil yang cemerlang. Pada 2023 volume penjualan gas mencapai 337 ribu BBTU, meningkat sebesar 3 persen dari sebelumnya 327 ribu BBTU.
Nicke menambahkan, gas menjadi andalan Pertamina dalam melakukan transisi energi dan pembangunan infrastruktur gas akan mempercepat transisi energi di Indonesia.
"Kunci transisi energi ada di gas karena menjadi perantara dari fuel menuju renewable energy," ucap Nicke.
Melalui Power and NRE Subholding, Pertamina juga berhasil meningkatkan produksi energi bersih sebesar 17 persen menjadi 5.452 GWh dari sebelumnya 4.659 GWh.
"Tahun lalu PNRE berhasil menyelesaikan proyek gas yang diintegrasikan dengan regasifikasi sebesar se-Asia Tenggara, yakni PLTGU Jawa 1 sebanyak 2 unit dengan kapasitas masing-masing 880 MW," tutur Nicke.
Selain kinerja positif, Pertamina juga menjalankan proses bisnisnya dari hulu ke hilir dengan lebih ramah lingkungan. Pertamina berhasil menurunkan karbon emisi sebesar 34 persen, lebih tinggi dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 31,89 persen. Alhasil, rating ESG Pertamina berhasil menempati peringkat satu dunia dalam sub-industri Integrated Oil and Gas.
Di hilir, tambah Nicke, dengan digitalisasi Subholding Commercial and Trading Pertamina berhasil mengendalikan kuota BBM dan LPG bersubsidi dan meningkatkan penjualan BBM Non Subsidi sebesar 2 persen yang sebagian besar adalah industri.
"Artinya ini produktif mendorong industri untuk tumbuh lebih baik," kata Nicke.
Untuk bisnis pengangkutan, Integrated Marine and Logistic Subholding Pertamina telah mengoperasikan 760 kapal dengan terus melakukan ekspansi bisnis Internasional. Saat ini, melalui PIS, Pertamina telah memiliki 50 rute pelayaran internasional. Pada 2023, volume yang diangkut mencapai 161 juta KL, naik 3 persen dibanding 2022.
Kinerja pengembangan bisnis oleh Gas Subholding juga menunjukkan hasil yang cemerlang. Pada 2023 volume penjualan gas mencapai 337 ribu BBTU, meningkat sebesar 3 persen dari sebelumnya 327 ribu BBTU.
Nicke menambahkan, gas menjadi andalan Pertamina dalam melakukan transisi energi dan pembangunan infrastruktur gas akan mempercepat transisi energi di Indonesia.
"Kunci transisi energi ada di gas karena menjadi perantara dari fuel menuju renewable energy," ucap Nicke.
Melalui Power and NRE Subholding, Pertamina juga berhasil meningkatkan produksi energi bersih sebesar 17 persen menjadi 5.452 GWh dari sebelumnya 4.659 GWh.
"Tahun lalu PNRE berhasil menyelesaikan proyek gas yang diintegrasikan dengan regasifikasi sebesar se-Asia Tenggara, yakni PLTGU Jawa 1 sebanyak 2 unit dengan kapasitas masing-masing 880 MW," tutur Nicke.
Selain kinerja positif, Pertamina juga menjalankan proses bisnisnya dari hulu ke hilir dengan lebih ramah lingkungan. Pertamina berhasil menurunkan karbon emisi sebesar 34 persen, lebih tinggi dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 31,89 persen. Alhasil, rating ESG Pertamina berhasil menempati peringkat satu dunia dalam sub-industri Integrated Oil and Gas.
Lihat Juga :
tulis komentar anda