BRICS Pintu Gerbang Menuju Dedolarisasi, Malaysia Bakal Ikut Buang Dolar AS?
Senin, 24 Juni 2024 - 08:45 WIB
"Sebagai ekonomi kecil yang terbuka, kita harus mendiversifikasi pilihan kita dan melakukan lindung nilai terhadap ketidakpastian. Kita tidak bisa miring terlalu berat di satu sisi," ungkap Samirul.
Namun Ia menyakini bergabung dengan BRICS, tidak akan berdampak pada hubungan Malaysia dengan AS.
"Semua orang menggunakan dolar AS dan mereka menyukainya, meskipun mereka membenci politik AS. Bahkan China menyimpan cadangannya dalam dolar AS, hal yang sama berlaku dengan ekspor, perdagangan internasional, dan komoditas yang dijual dalam dolar AS," beber Samirul.'
Selain itu bergabung dengan BRICS dapat membantu mengurangi ketergantungan pada perdagangan dalam dolar AS. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Dewan Rakyat Malaysia, Tan Sri Dato' Johari Abdul.
"Ini akan membebaskan kita dari tindakan mereka (AS) yang mempengaruhi nilai dolar. Saya pikir ini sejalan dengan pandangan perdana menteri," katanya setelah pertemuan dengan delegasi dari Dewan Legislatif Daerah Administratif Khusus Hong Kong pada awal Mei 2024, lalu.
"Mereka mengusulkan untuk meningkatkan perdagangan menggunakan mata uang lokal dan mengurangi penggunaan dolar AS. Tidak ada alasan mengapa itu (perdagangan) harus melalui dolar AS," kata Johari.
Sejak didirikan pada tahun 2006, BRICS telah mengalami dua fase ekspansi. Pada tahun 2011, Afrika Selatan bergabung dengan anggota asli: Brasil, Rusia, India, dan China.
Selanjutnya pada Agustus 2023, grup tersebut memperluas ekspansi dengan masuknya enam anggota baru, termasuk Argentina. Namun, negara itu menolak keputusan tersebut pada akhir Desember di tahun yang sama.
Pada bulan Januari tahun ini, empat anggota baru – Mesir, Ethiopia, Iran dan Uni Emirat Arab – secara resmi menjadi bagian dari BRICS.
Namun Ia menyakini bergabung dengan BRICS, tidak akan berdampak pada hubungan Malaysia dengan AS.
"Semua orang menggunakan dolar AS dan mereka menyukainya, meskipun mereka membenci politik AS. Bahkan China menyimpan cadangannya dalam dolar AS, hal yang sama berlaku dengan ekspor, perdagangan internasional, dan komoditas yang dijual dalam dolar AS," beber Samirul.'
Selain itu bergabung dengan BRICS dapat membantu mengurangi ketergantungan pada perdagangan dalam dolar AS. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Dewan Rakyat Malaysia, Tan Sri Dato' Johari Abdul.
"Ini akan membebaskan kita dari tindakan mereka (AS) yang mempengaruhi nilai dolar. Saya pikir ini sejalan dengan pandangan perdana menteri," katanya setelah pertemuan dengan delegasi dari Dewan Legislatif Daerah Administratif Khusus Hong Kong pada awal Mei 2024, lalu.
"Mereka mengusulkan untuk meningkatkan perdagangan menggunakan mata uang lokal dan mengurangi penggunaan dolar AS. Tidak ada alasan mengapa itu (perdagangan) harus melalui dolar AS," kata Johari.
Sejak didirikan pada tahun 2006, BRICS telah mengalami dua fase ekspansi. Pada tahun 2011, Afrika Selatan bergabung dengan anggota asli: Brasil, Rusia, India, dan China.
Selanjutnya pada Agustus 2023, grup tersebut memperluas ekspansi dengan masuknya enam anggota baru, termasuk Argentina. Namun, negara itu menolak keputusan tersebut pada akhir Desember di tahun yang sama.
Pada bulan Januari tahun ini, empat anggota baru – Mesir, Ethiopia, Iran dan Uni Emirat Arab – secara resmi menjadi bagian dari BRICS.
(akr)
tulis komentar anda