Waspada Penipuan! Lindungi Data Pribadi dan Simak Caranya

Sabtu, 29 Juni 2024 - 11:25 WIB
Parman Suparman, Chief Technology Officer MNC Bank membagikan tips menjaga kerahasiaan data pribadi. FOTO/MNC Media
JAKARTA - Saat ini penipuan dengan mengatasnamakan pihak bank marak terjadi. Banyak cara yang dilakukan si oknum penipu, dengan tujuan utama untuk mengambil alih akun perbankan calon korban yang kemudian akan dikontrol penuh oleh oknum penipu.

Kejadian seperti ini mungkin sudah tak asing lagi di telinga. Atau bahkan kamu pernah menjadi sasarannya? Nah, untuk dapat terhidar dari penipuan tersebut, yuk kenali jenis modus penipuan bank yang marak dilakukan berikut ini.



Social Enginering – Mengatasnamakan Customer Service Bank

Merupakan jenis penipuan yang mengatasnamakan bank melalui telepon, dikenal dengan vishing atau voice phising. Pelaku memanfaatkan teknologi social engineering melalui telepon agar dapat mengakses informasi dan keuangan pribadi. Pelaku akan mengelabui korban dengan berpura-pura memberikan hadiah. Perlu diingat, jenis penipuan dengan vishing biasanya akan menyasar pada penipuan pembuatan kartu kredit, penawaran produk dan layanan bank, serta aktivitas transaksi perbankan.



Phising atau Malware

Pada metode ini penipu berusaha memperoleh informasi atau data sensitif, seperti nama lengkap, password akun mobile banking, dan informasi kartu kredit/debit melalui media elektronik dengan menyamar sebagai lembaga terpercaya. Jenis-jenis penipuan phising biasa dijumpai dalam bentuk e-mail dan pesan teks. Calon korban akan diarahkan untuk mengklik sebuah tautan link untuk membuka halaman website pelaku. Setelah calon korban dijebak pada web palsu, mereka diminta untuk mengisi beberapa data pribadi. Di mana akhirnya data tersebut akan terkirim secara otomatis kepada pelaku kejahatan dan berakibat pembobolan akun rekening bank.

Smishing

Sama halnya dengan phising, modus ini mengerucut hanya menggunakan SMS sebagai sarana mengirim tautan palsu, sementara phising bias menggunakan whatsapp dan email. Pesan yang dikirimkan akan berisi link dan mengarahkan calon korban ke dalam informasi palsu berupa nomor call center palsu. Yang lebih ekstrim, ada juga yang menginformasikan terdapat transaksi mencurigakan dalam rekening calon korban, meminta konfirmasi, menuntut korban untuk mengirimkan dana sebagai bentuk pencairan bantuan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More