Mantap! Harga Emas Diprediksi Bakal Terus Melesat, Ini Alasannya
Rabu, 17 Juli 2024 - 12:47 WIB
JAKARTA - Harga emas kembali mencatat rekor baru pada hari Rabu, terangkat oleh meningkatnya keyakinan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada bulan September menyusul komentar dari Ketua Fed Jerome Powell.
Harga emas spot tercatat naik 0,5% menjadi USD2.482,29 per ounce, mencapai titik tertinggi sepanjang masa menurut data LSEG. Emas berjangka naik menjadi USD2.478,4 per ounce. Sejalan dengan proyeksi tersebut, di dalam negeri, harga emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) hari ini juga mencatatkan kenaikan yang tinggi, melesat Rp17.000 ke harga Rp1.420.000 per gram.
Pada hari Senin, Powell mengatakan bahwa Fed tidak akan menunggu inflasi mencapai target 2% bank sentral sebelum mulai memangkas, karena keterlambatan dalam efek kebijakan. Ia mengatakan bahwa Fed mencari "keyakinan yang lebih besar" bahwa inflasi akan kembali ke level 2%.
Tingkat inflasi bulanan turun pada bulan Juni, pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun. Hal itu telah memberikan keyakinan kepada pengamat pasar. Menurut alat CME FedWatch, para pedagang yakin bahwa Fed akan memangkas suku bunga pada bulan September. Ketika suku bunga turun, emas cenderung menjadi lebih menarik dibandingkan dengan aset berpendapatan tetap seperti obligasi.
"Pergerakan ini dipicu oleh tanda-tanda inflasi yang melambat. Hal itu diikuti oleh data ekonomi yang lemah," ungkap ahli strategi komoditas senior ANZ Daniel Hynes dalam sebuah catatan, seperti dilansir CNBC, Rabu (17/7/2024).
Harga emas telah menembus level tertinggi baru dalam beberapa bulan terakhir karena daya tariknya sebagai aset safe haven di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, serta pembelian emas batangan oleh bank sentral. "Kemampuan emas untuk mendapatkan dukungan dalam kondisi apa pun tahun ini patut disoroti," kata Vivek Dhar, direktur penelitian komoditas pertambangan dan energi Commonwealth Bank of Australia.
"Pendorong ini menentang dolar AS yang lebih kuat, yang sebagian besar didorong oleh pasar yang menunda ekspektasi pemotongan suku bunga Fed Fund," kata analis riset tersebut, seraya menambahkan bahwa harga emas dapat naik di atas perkiraan bank sebesar USD2.500 per ounce pada akhir tahun.
Harga emas spot tercatat naik 0,5% menjadi USD2.482,29 per ounce, mencapai titik tertinggi sepanjang masa menurut data LSEG. Emas berjangka naik menjadi USD2.478,4 per ounce. Sejalan dengan proyeksi tersebut, di dalam negeri, harga emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) hari ini juga mencatatkan kenaikan yang tinggi, melesat Rp17.000 ke harga Rp1.420.000 per gram.
Pada hari Senin, Powell mengatakan bahwa Fed tidak akan menunggu inflasi mencapai target 2% bank sentral sebelum mulai memangkas, karena keterlambatan dalam efek kebijakan. Ia mengatakan bahwa Fed mencari "keyakinan yang lebih besar" bahwa inflasi akan kembali ke level 2%.
Tingkat inflasi bulanan turun pada bulan Juni, pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun. Hal itu telah memberikan keyakinan kepada pengamat pasar. Menurut alat CME FedWatch, para pedagang yakin bahwa Fed akan memangkas suku bunga pada bulan September. Ketika suku bunga turun, emas cenderung menjadi lebih menarik dibandingkan dengan aset berpendapatan tetap seperti obligasi.
"Pergerakan ini dipicu oleh tanda-tanda inflasi yang melambat. Hal itu diikuti oleh data ekonomi yang lemah," ungkap ahli strategi komoditas senior ANZ Daniel Hynes dalam sebuah catatan, seperti dilansir CNBC, Rabu (17/7/2024).
Harga emas telah menembus level tertinggi baru dalam beberapa bulan terakhir karena daya tariknya sebagai aset safe haven di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, serta pembelian emas batangan oleh bank sentral. "Kemampuan emas untuk mendapatkan dukungan dalam kondisi apa pun tahun ini patut disoroti," kata Vivek Dhar, direktur penelitian komoditas pertambangan dan energi Commonwealth Bank of Australia.
"Pendorong ini menentang dolar AS yang lebih kuat, yang sebagian besar didorong oleh pasar yang menunda ekspektasi pemotongan suku bunga Fed Fund," kata analis riset tersebut, seraya menambahkan bahwa harga emas dapat naik di atas perkiraan bank sebesar USD2.500 per ounce pada akhir tahun.
(fjo)
Lihat Juga :
tulis komentar anda