Sri Mulyani: Pejabat Kemenkeu yang Tak Siap Bertempur Silakan Angkat Tangan
Senin, 24 Agustus 2020 - 10:39 WIB
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melantik pejabat eselon II dan III. Dalam sambutannya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pejabat baru di Kemenkeu harus siap bertempur. Apalagi di tahun ini ekonomi Indonesia cukup menantang dengan adanya pandemi virus Covid-19.
"Kita sedang dalam situasi bertempur, kalau enggak siap bertempur silakan bilang ke atasan Anda. Soalnya Covid-19 ini membuat kita bertempur dengan policy dan resource yang ada," ujar Menkeu di Jakarta, Senin (24/8/2020). ( Baca juga:Corona Gembosi Produsen Ban Ini Hingga Tak Bagikan Dividen )
Dia melanjutkan, beberapa negara sudah memgalami kontraksi ekonomi yang cukup besar akibat Covid-19. Apalagi Indonesia juga sudah mengalami pertumbuhan ekonomi negatif. Untuk itu, berbagai program pemulihan ekonomi bakal terus ditingkatkan agar tidak mengalami kontraksi yang cukup dalam.
"Minus 5,32% ini harus menjadi pemacu untuk menghindarkan pemburukan konidisi ekonomi. Kita terus menggulirkan pemulihan ekonomi dengan langkah penganan sektor kesehatan bantuan sosial maupun usaha kecil menengah dan daerah dan dunia usaha," katanya.
Mantan petinggi Bank Dunia ini mengakui upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam situasi saat ini bukan merupakan pekerjaan yang mudah mengingat berbagai sektor lapangan usaha maupun kelompok pengeluaran mengalami kontraksi yang dalam. ( Baca juga:Saat Zulhas Berulang Kali Sebut Tidak Cukup Hanya Mengkritik dan Memaki )
"Kita mendorong percepatan stimulus maupun insentif yang sudah direncanakan agar berdampak kepada masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan," tandasnya.
"Kita sedang dalam situasi bertempur, kalau enggak siap bertempur silakan bilang ke atasan Anda. Soalnya Covid-19 ini membuat kita bertempur dengan policy dan resource yang ada," ujar Menkeu di Jakarta, Senin (24/8/2020). ( Baca juga:Corona Gembosi Produsen Ban Ini Hingga Tak Bagikan Dividen )
Dia melanjutkan, beberapa negara sudah memgalami kontraksi ekonomi yang cukup besar akibat Covid-19. Apalagi Indonesia juga sudah mengalami pertumbuhan ekonomi negatif. Untuk itu, berbagai program pemulihan ekonomi bakal terus ditingkatkan agar tidak mengalami kontraksi yang cukup dalam.
"Minus 5,32% ini harus menjadi pemacu untuk menghindarkan pemburukan konidisi ekonomi. Kita terus menggulirkan pemulihan ekonomi dengan langkah penganan sektor kesehatan bantuan sosial maupun usaha kecil menengah dan daerah dan dunia usaha," katanya.
Mantan petinggi Bank Dunia ini mengakui upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam situasi saat ini bukan merupakan pekerjaan yang mudah mengingat berbagai sektor lapangan usaha maupun kelompok pengeluaran mengalami kontraksi yang dalam. ( Baca juga:Saat Zulhas Berulang Kali Sebut Tidak Cukup Hanya Mengkritik dan Memaki )
"Kita mendorong percepatan stimulus maupun insentif yang sudah direncanakan agar berdampak kepada masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan," tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda