China Jadi Target Utama Anti-Dumping Sesama Anggota BRICS
Sabtu, 03 Agustus 2024 - 15:05 WIB
JAKARTA - China dan Afrika Selatan (Afsel) didorong untuk membentuk zona perdagangan bebas secepatnya, setelah Beijing menjadi target utama tindakan anti-dumping . Hal itu disampaikan oleh seorang akademisi Universitas Renmin seperti dilansir South China Morning Post.
Wakil Presiden Belt and Road Economic Research Institute, Song Lifang menyarankan, agar Beijing mendirikan organisasi integrasi ekonomi di wilayah tersebut untuk melawan langkah-langkah anti-dumping.
Meskipun merupakan mitra dagang terbesar Afrika Selatan, Beijing menghadapi 44 penyelidikan anti-dumping dan 25 tindakan anti-dumping dari sesama anggota BRICS pada sepanjang periode antara tahun 1995 dan 2021. Apa yang disampaikan oleh Song itu mengacu pada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan Kementerian Perdagangan China.
Investigasi anti-dumping Afrika Selatan menyumbang 17,53 dari tindakan tersebut dan 17,36% dari langkah-langkah anti-dumping dalam periode 26 tahun.Sebagai perbandingan, Afrika Selatan meluncurkan 23 penyelidikan anti-dumping terhadap India, 16 terhadap Korea Selatan dan 13 terhadap Taipei (Taiwan) pada periode yang sama.
Bea masuk anti-dumping adalah tarif proteksionis yang dikenakan pemerintah pada impor.
Produk baja China telah menjadi target utama tindakan Afrika Selatan. Produk baja menjadi sasaran lebih dari sepertiga investigasi anti-dumping Afrika Selatan terhadap China, dan seperempat dari investigasi terkait baja negara itu menargetkan Beijing.
Baja adalah industri pilar di Afrika Selatan, dan China menjadi sumber utama impor baja Afrika Selatan.
"China harus "secara aktif merespons" kebijakan anti-dumping Afrika Selatan dan "memperluas investasi langsung di Afrika Selatan dengan fokus pada industri baja," kata Song yang mengajar di fakultas ekonomi Universitas Renmin.
Wakil Presiden Belt and Road Economic Research Institute, Song Lifang menyarankan, agar Beijing mendirikan organisasi integrasi ekonomi di wilayah tersebut untuk melawan langkah-langkah anti-dumping.
Meskipun merupakan mitra dagang terbesar Afrika Selatan, Beijing menghadapi 44 penyelidikan anti-dumping dan 25 tindakan anti-dumping dari sesama anggota BRICS pada sepanjang periode antara tahun 1995 dan 2021. Apa yang disampaikan oleh Song itu mengacu pada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan Kementerian Perdagangan China.
Investigasi anti-dumping Afrika Selatan menyumbang 17,53 dari tindakan tersebut dan 17,36% dari langkah-langkah anti-dumping dalam periode 26 tahun.Sebagai perbandingan, Afrika Selatan meluncurkan 23 penyelidikan anti-dumping terhadap India, 16 terhadap Korea Selatan dan 13 terhadap Taipei (Taiwan) pada periode yang sama.
Bea masuk anti-dumping adalah tarif proteksionis yang dikenakan pemerintah pada impor.
Produk baja China telah menjadi target utama tindakan Afrika Selatan. Produk baja menjadi sasaran lebih dari sepertiga investigasi anti-dumping Afrika Selatan terhadap China, dan seperempat dari investigasi terkait baja negara itu menargetkan Beijing.
Baja adalah industri pilar di Afrika Selatan, dan China menjadi sumber utama impor baja Afrika Selatan.
"China harus "secara aktif merespons" kebijakan anti-dumping Afrika Selatan dan "memperluas investasi langsung di Afrika Selatan dengan fokus pada industri baja," kata Song yang mengajar di fakultas ekonomi Universitas Renmin.
tulis komentar anda