Peminat BRICS di Antara Negara Berkembang Membeludak, Ini Sebabnya

Kamis, 01 Agustus 2024 - 14:09 WIB
loading...
Peminat BRICS di Antara...
Presiden Rusia Vladimir Putin di sela 10th BRICS Parliamentary Forum di St.Petersburg, Rusia, Juli lalu. FOTO/Ilustrasi/EPA
A A A
JAKARTA - Selain pengajuan resmi dari Malaysia, beberapa negara seperti Belarusia dan El Salvador juga telah menambah jumlah negara-negara yang ingin bergabung dengan BRICS. Meningkatnya minat negara-negara tersebut dinilai mencerminkan kebulatan suara atau konsensus yang kuat di antara negara-negara berkembang tentang pentingnya mekanisme kerja sama seperti yang ditawarkan organisasi ini.

Menurut Kantor Berita Xinhua pada hari Minggu (28/7), Malaysia telah mengirimkan surat permohonan untuk bergabung dengan BRICS kepada Rusia, ketua bergilir BRICS, yang menyatakan keterbukaan untuk berpartisipasi sebagai negara anggota atau sebagai mitra strategis.

Kantor Berita BelTA pada hari Senin (29/7) mengutip Menteri Luar Negeri Belarusia Maksim Ryzhenkov yang mengatakan bahwa Belarus berharap untuk menjadi salah satu dari 10 negara teratas yang mendapatkan status mitra kerja sama BRICS. Menurut Ryzhenkov, negaranya memandang BRICS sebagai platform efisien yang mempertemukan para pemain kekuatan global, tempat Belarusia bisa mempromosikan kepentingan kebijakan luar negerinya, membangun hubungan ekonomi, dan mengembangkan perdagangan.



Dalam perkembangan lain, El Salvador dilaporkan tengah mempelajari kemungkinan bergabung dengan BRICS dan mungkin akan mengajukan permohonan untuk bergabung dalam satu hingga dua tahun ke depan. Menurut kantor berita Sputnik, El Salvador tertarik untuk menyedot investasi asing, terutama dari negara-negara BRICS, karena negara tersebut memahami bahwa mereka perlu mendiversifikasi hubungan ekonominya dan tidak hanya berfokus pada AS dan Bank Dunia.

"Semakin banyak negara yang ingin bergabung dengan BRICS menunjukkan efektivitas mekanisme kerja sama ini, yang memiliki daya tarik kuat bagi negara-negara berkembang," kata Song Wei, profesor dari Sekolah Hubungan Internasional dan Diplomasi di Universitas Studi Luar Negeri Beijing, seperti dilansir Global Times, Rabu (31/7).

Menurut dia, BRICS telah memperkuat konsensus di antara negara-negara berkembang dan telah muncul sebagai pendukung kuat bagi kebutuhan pembangunan negara-negara ini. "Baik dalam memajukan kolaborasi ekonomi atau mengadvokasi tata kelola global yang lebih adil, BRICS secara konsisten memperjuangkan kepentingan praktis negara-negara berkembang," kata Song.

Song mencatat bahwa negara-negara pemohon ini, yang terletak di berbagai benua, telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai respons terhadap kebutuhan pembangunan mereka yang terus meningkat, mereka berupaya memanfaatkan mekanisme BRICS untuk membuka peluang baru bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.

BRICS adalah akronim untuk mekanisme kerja sama pasar berkembang yang awalnya mencakup Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Pada bulan Januari, blok tersebut memperluas keanggotaannya hingga mencakup Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Iran, dan Ethiopia. Selain itu, lebih dari 30 negara, termasuk Vietnam, Venezuela, dan Kazakhstan, telah menyuarakan ketertarikan untuk bergabung.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
BRICS: Tidak Ada yang...
BRICS: Tidak Ada yang Akan Percaya Dolar AS Lagi!
Banyak Negara Siap Gabung...
Banyak Negara Siap Gabung BRICS, Menlu India: Aliansi Ini Tidak Seperti NATO
BRICS Terpecah Soal...
BRICS Terpecah Soal Dedolarisasi, India Bongkar Fakta Mengejutkan
Acuhkan AS, Brasil Yakin...
Acuhkan AS, Brasil Yakin Sistem Pembayaran BRICS Bisa Terealisasi Tahun Ini
BRICS Bakal Hadapi Tarif...
BRICS Bakal Hadapi Tarif 150% Jika Terus Campakkan Dolar AS
BRICS Bubar, Ancaman...
BRICS Bubar, Ancaman Tarif Trump 150% Diklaim Jadi Penyebabnya
Rusia Merencanakan Proyek...
Rusia Merencanakan Proyek Nuklir Bareng Negara BRICS, AS Bakal Panas?
Penghinaan AS Terhadap...
Penghinaan AS Terhadap G20 Afrika Selatan Bisa Jadi Hadiah bagi Negara-negara BRICS
Harga Minyak Timur Tengah...
Harga Minyak Timur Tengah Mendidih, China Borong dari Brasil dan Afrika
Rekomendasi
Uji Keiritan JAECOO...
Uji Keiritan JAECOO J7 SHS dengan Melibas Jakartan-Bali
Website Resmi Pemkab...
Website Resmi Pemkab Bandung Diretas, Muncul Tulisan Slot Gacor
Diperiksa Penyidik Kejagung,...
Diperiksa Penyidik Kejagung, Ahok Ngaku Tak Ditanyai Soal BBM Oplosan
Berita Terkini
Berkah Ramadan untuk...
Berkah Ramadan untuk Nasabah PNM Mekaar, Akses Pasar Lebih Luas lewat Cici Rosa
10 menit yang lalu
Naik 14%, BSI Siapkan...
Naik 14%, BSI Siapkan Uang Tunai Rp42,88 Triliun Menjelang Idulfitri 1446 H
27 menit yang lalu
Memperluas Edukasi dan...
Memperluas Edukasi dan Literasi Aset Kripto lewat Program Pintu Goes to Office
55 menit yang lalu
Masyarakat Bisa Tuntut...
Masyarakat Bisa Tuntut Ganti Rugi soal MinyaKita Tak Sesuai Takaran, Begini Caranya
1 jam yang lalu
Tetap Solid, BRI Life...
Tetap Solid, BRI Life Catatkan APE Rp3,07 Triliun di 2024
1 jam yang lalu
Waketum Kadin James...
Waketum Kadin James Riady: Tak Ada Negara yang Lebih Baik dari Indonesia
1 jam yang lalu
Infografis
Solidaritas Antar Anggota...
Solidaritas Antar Anggota Retak, Ini 3 Tanda Kehancuran NATO
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved