Sinergi Akselerasi Swasembada Gula Nasional
Jum'at, 09 Agustus 2024 - 18:31 WIB
JAKARTA - Dua anak usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), yakni PTPN I dan PT Sinergi Gula Nusantara (SugarCo) melakukan penandatanganan kerja sama operasi (KSO) di sektor on farm dan off farm guna memaksimalkan kinerja perusahaan.
Perjanjian kerja sama itu ditandatangani Direktur Utama PT SGN Mahmudi dan Direktur Utama PTPN I Teddy Y. Danas, serta disaksikan oleh Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), M. Abdul Ghani, di Jakarta, Jumat (9/8/2024).
M. Abdul Ghani menyampaikan, integrasi bisnis tebu antara on farm dan off farm akan menjaga keseimbangan plant cane dan ratoon, penentuan jadwal tanam dan panen yang tepat menjadi kunci untuk mencapai produksi gula yang optimal.
“Ini merupakan tonggak sejarah, sebagai langkah transformasi untuk mempercepat swasembada gula konsumsi pada tahun 2028,” ujarnya.
Integrasi antara on farm dan off farm memberikan beberapa keunggulan, seperti standardisasi yang lebih baik dalam pengelolaan on farm baik secara teknis maupun non-teknis, efisiensi biaya on farm yang lebih tinggi dengan skala pengerjaan yang tepat.
Lalu peningkatan efisiensi rantai pasok dengan penjadwalan tebang, muat, angkut (TMA) yang diselaraskan, serta pemanfaatan nilai tambah produk samping secara menyeluruh.
Tanggung jawab dari holding perkebunan dan dukungan dari pemerintah menjadi faktor krusial dalam proses transformasi ini. Perannya tidak hanya sebagai motor penggerak, tetapi juga pengawal proses transformasi agar tetap berada di jalur yang tepat sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan.
Perjanjian kerja sama itu ditandatangani Direktur Utama PT SGN Mahmudi dan Direktur Utama PTPN I Teddy Y. Danas, serta disaksikan oleh Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), M. Abdul Ghani, di Jakarta, Jumat (9/8/2024).
M. Abdul Ghani menyampaikan, integrasi bisnis tebu antara on farm dan off farm akan menjaga keseimbangan plant cane dan ratoon, penentuan jadwal tanam dan panen yang tepat menjadi kunci untuk mencapai produksi gula yang optimal.
“Ini merupakan tonggak sejarah, sebagai langkah transformasi untuk mempercepat swasembada gula konsumsi pada tahun 2028,” ujarnya.
Baca Juga
Integrasi antara on farm dan off farm memberikan beberapa keunggulan, seperti standardisasi yang lebih baik dalam pengelolaan on farm baik secara teknis maupun non-teknis, efisiensi biaya on farm yang lebih tinggi dengan skala pengerjaan yang tepat.
Lalu peningkatan efisiensi rantai pasok dengan penjadwalan tebang, muat, angkut (TMA) yang diselaraskan, serta pemanfaatan nilai tambah produk samping secara menyeluruh.
Tanggung jawab dari holding perkebunan dan dukungan dari pemerintah menjadi faktor krusial dalam proses transformasi ini. Perannya tidak hanya sebagai motor penggerak, tetapi juga pengawal proses transformasi agar tetap berada di jalur yang tepat sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan.
(akr)
tulis komentar anda