Dear Pemerintah, Mau Dongkrak Konsumsi? Percepat Implementasi PEN
Selasa, 25 Agustus 2020 - 14:08 WIB
JAKARTA - Merosotnya konsumsi menyebabkan pertumbuhan ekonomi melempem, bahkan hingga minus 5,32% di kuartal II. Untuk menggenjot kembali konsumsi, Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mendorong pemerintah untuk mempercepat implementasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang sudah dirancang.
Faisal menyebutkan, program PEN yang sudah dirancang pemerintah sudah menyasar beragam segmen konsumen. Untuk konsumen kalangan bawah misalnya, sudah dirancang dan diberikan bansos. Lalu, diberikan pula stimulus untuk konsumen golongan menengah, dalam hal ini pegawai non-PNS dengan gaji di bawah Rp5 juta dan yang ter-PHK.
(Baca Juga: Pemerintah Dongkrak Konsumsi agar Ngefek ke Ekonomi)
"Kalau ingin konsumsi meningkat, ya berarti implementasi PEN harus dipercepat. Karena implementasi yang cepat berarti pemulihan ekonomi yang lebih cepat pula," ujar Faisal dalam Market Review IDX Channel di Jakarta, Selasa (25/8/2020).
Termasuk dalam realisasi PEN ini menurutnya adalah penanggulangan wabah Covid-19, yang angkanya sangat disayangkan masih sangat rendah. "Berdasarkan alokasinya hingga 12 Agustus 2020 realisasinya masih sangat kecil, yaitu 8,1%. Ini yang menurut saya sangat berkolerasi dengan tingkat konsumsi menengah ke atas," ungkap Faisal.
Dia menjelaskan, konsumsi memiliki lapisan yang banyak, dan berbeda untuk level bawah, menengah, dan atas. "Level tengah berarti ada stimulus khusus kepada orang-orang yang masih punya kebutuhan spending bersifat sekunder dan tersier, tapi mereka menjaga atau tidak cepat-cepat membeli dulu karena kekhawatiran kondisi kedepannya, sehingga mereka menabung. Ini juga kenapa harga emas melambung tinggi di atas Rp1 juta per gram," jelasnya.
(Baca Juga: Bakal Banyak Disimpan, Gaji ke-13 Enggak Ngefek ke Ekonomi)
Hal serupa, kata dia, juga berlaku ke konsumen kalangan atas. "Konsumen kalangan atas juga. Kenapa? Dari aspek psikologis pula, mereka memandang prospek kedepannya bagaimana," tuturnya.
Faisal menyebutkan, program PEN yang sudah dirancang pemerintah sudah menyasar beragam segmen konsumen. Untuk konsumen kalangan bawah misalnya, sudah dirancang dan diberikan bansos. Lalu, diberikan pula stimulus untuk konsumen golongan menengah, dalam hal ini pegawai non-PNS dengan gaji di bawah Rp5 juta dan yang ter-PHK.
(Baca Juga: Pemerintah Dongkrak Konsumsi agar Ngefek ke Ekonomi)
"Kalau ingin konsumsi meningkat, ya berarti implementasi PEN harus dipercepat. Karena implementasi yang cepat berarti pemulihan ekonomi yang lebih cepat pula," ujar Faisal dalam Market Review IDX Channel di Jakarta, Selasa (25/8/2020).
Termasuk dalam realisasi PEN ini menurutnya adalah penanggulangan wabah Covid-19, yang angkanya sangat disayangkan masih sangat rendah. "Berdasarkan alokasinya hingga 12 Agustus 2020 realisasinya masih sangat kecil, yaitu 8,1%. Ini yang menurut saya sangat berkolerasi dengan tingkat konsumsi menengah ke atas," ungkap Faisal.
Dia menjelaskan, konsumsi memiliki lapisan yang banyak, dan berbeda untuk level bawah, menengah, dan atas. "Level tengah berarti ada stimulus khusus kepada orang-orang yang masih punya kebutuhan spending bersifat sekunder dan tersier, tapi mereka menjaga atau tidak cepat-cepat membeli dulu karena kekhawatiran kondisi kedepannya, sehingga mereka menabung. Ini juga kenapa harga emas melambung tinggi di atas Rp1 juta per gram," jelasnya.
(Baca Juga: Bakal Banyak Disimpan, Gaji ke-13 Enggak Ngefek ke Ekonomi)
Hal serupa, kata dia, juga berlaku ke konsumen kalangan atas. "Konsumen kalangan atas juga. Kenapa? Dari aspek psikologis pula, mereka memandang prospek kedepannya bagaimana," tuturnya.
(fai)
tulis komentar anda