Guru Besar IPB: Program Makan Siang Gratis Bisa Picu Lonjakan Impor Pangan
Kamis, 15 Agustus 2024 - 14:46 WIB
JAKARTA - Guru Besar IPB Prof. Dwi Andreas Santosa memprediksi program makan siang gratis yang dijanjikan Presiden terpilih Prabowo Subianto akan membuat impor pangan melonjak. Apalagi produksi padi di Tanah Air sedang menurun.
"Rencana makan siang gratis akan melonjakkan impor pangan. Kita harus hati-hati akan hal ini. Apalagi produktivitas padi kita cenderung menurun," kata Andreas, di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Kamis (15/8/2024).
Andreas menyebut, ketergantungan pada impor pangan dan perubahan iklim dapat mempengaruhi produksi pangan. Baginya, apa yang disampaikan para Founding Father soal pentingnya sektor pertanian dan pangan, harus dihidupkan lagi.
"Ketika Presiden Bung Karno meresmikan Kampus Fakultas Pertanian UI 1952, beliau menyatakan dalam naskahnya, pangan adalah soal hidup atau mati. Ini sangat betul. Ketika kita melupakan pangan, selesai sudah," ujarnya.
Dia juga menyoroti soal Indonesia yang belakangan disebut sebagai lumbung pangan dunia. Andreas mengatakan, faktanya saat ini dalam 10 tahun terakhir sejak 2013 sampai 2023, nilai impor Indonesia di sektor pangan melonjak hampir dua kali lipat.
"Terlepas setuju atau tidak, program makan siang gratis ini akan dilakukan. Tapi harus disiapkan bagaimana mitigasi risiko program ini sehingga sehingga tidak menjadi bencana," ujarnya.
Selain melonjaknya impor pangan, Andreas juga memprediksi bakal ada peningkatan impor susu. Sebab, susu menjadi salah satu item yang ada dalam program makan siang gratis. Sementara, kondisi Indonesia saat ini tidak cukup sapi perah dan pemeliharaan sapi perahnya.
"Sehingga impor susu pun bisa melonjak lima kali lipat," imbuhnya.
"Rencana makan siang gratis akan melonjakkan impor pangan. Kita harus hati-hati akan hal ini. Apalagi produktivitas padi kita cenderung menurun," kata Andreas, di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Kamis (15/8/2024).
Andreas menyebut, ketergantungan pada impor pangan dan perubahan iklim dapat mempengaruhi produksi pangan. Baginya, apa yang disampaikan para Founding Father soal pentingnya sektor pertanian dan pangan, harus dihidupkan lagi.
"Ketika Presiden Bung Karno meresmikan Kampus Fakultas Pertanian UI 1952, beliau menyatakan dalam naskahnya, pangan adalah soal hidup atau mati. Ini sangat betul. Ketika kita melupakan pangan, selesai sudah," ujarnya.
Dia juga menyoroti soal Indonesia yang belakangan disebut sebagai lumbung pangan dunia. Andreas mengatakan, faktanya saat ini dalam 10 tahun terakhir sejak 2013 sampai 2023, nilai impor Indonesia di sektor pangan melonjak hampir dua kali lipat.
"Terlepas setuju atau tidak, program makan siang gratis ini akan dilakukan. Tapi harus disiapkan bagaimana mitigasi risiko program ini sehingga sehingga tidak menjadi bencana," ujarnya.
Selain melonjaknya impor pangan, Andreas juga memprediksi bakal ada peningkatan impor susu. Sebab, susu menjadi salah satu item yang ada dalam program makan siang gratis. Sementara, kondisi Indonesia saat ini tidak cukup sapi perah dan pemeliharaan sapi perahnya.
"Sehingga impor susu pun bisa melonjak lima kali lipat," imbuhnya.
tulis komentar anda