Ketergantungan Gas Rusia, Negara UE Nyalakan Alarm Tanda Bahaya
Kamis, 15 Agustus 2024 - 15:43 WIB
BRUSSEL - Kementerian Energi Austria memperingatkan soal risiko besar yang harus dihadapi, dari kebijakan menghentikan impor gas Rusia . Tingginya ketergantungan para anggota Uni Eropa (UE) terhadap gas Rusia, memicu kekhawatiran apabila secara tiba-tiba harus berhenti mengonsumsi bahan bakar dari negara yang terkena sanksi tersebut.
Harga gas Eropa mulai melonjak naik pada pekan lalu seiring ancaman kekurangan pasokan, usai pasukan Ukraina meluncurkan serangan lintas batas kepada Wilayah Kursk Rusia. Salah satu kota yang terkena dampak bentrokan adalah Sudzha, yang terletak sekitar 9 km dari perbatasan.
Kota ini adalah rumah bagi stasiun pengukur bahan bakar terakhir tersisa yang beroperasi antara Ukraina dan Rusia.
"Selama ada ketergantungan pada pasokan gas Rusia, ada risiko besar pada gangguan pasokan dan konsekuensi yang lebih luas," tulis Kementerian energi Austria pada Senin malam, menurut laporan itu.
"Kita harus mengakhiri ketergantungan Austria pada pasokan gas Rusia sesegera mungkin," katanya.
Wina sejauh ini sudah berusaha untuk mengakhiri ketergantungannya selama beberapa dekade pada gas Rusia, sejak dimulainya konflik Ukraina. Namun Austria gagal menemukan pemasok alternatif, karena impor dari negara lain terbukti jauh lebih mahal.
Impor gas Rusia Austria mencapai tingkat pra-konflik Ukraina tahun lalu, karena negara itu mengimpor hampir dua kali lipat jumlah gas yang dibutuhkan ekonominya. Pasokan gas Rusia yang stabil dan peningkatan pengiriman memungkinkan Wina menjadi pengekspor energi bersih untuk pertama kalinya dalam 20 tahun.
Awal bulan ini, media melaporkan bahwa koalisi yang berkuasa di Austria berjanji bakal mengakhiri impor gas Rusia pada tahun 2027 sebagai bagian dari transformasi sistem energi negara yang lebih luas.
Harga gas Eropa mulai melonjak naik pada pekan lalu seiring ancaman kekurangan pasokan, usai pasukan Ukraina meluncurkan serangan lintas batas kepada Wilayah Kursk Rusia. Salah satu kota yang terkena dampak bentrokan adalah Sudzha, yang terletak sekitar 9 km dari perbatasan.
Kota ini adalah rumah bagi stasiun pengukur bahan bakar terakhir tersisa yang beroperasi antara Ukraina dan Rusia.
"Selama ada ketergantungan pada pasokan gas Rusia, ada risiko besar pada gangguan pasokan dan konsekuensi yang lebih luas," tulis Kementerian energi Austria pada Senin malam, menurut laporan itu.
"Kita harus mengakhiri ketergantungan Austria pada pasokan gas Rusia sesegera mungkin," katanya.
Wina sejauh ini sudah berusaha untuk mengakhiri ketergantungannya selama beberapa dekade pada gas Rusia, sejak dimulainya konflik Ukraina. Namun Austria gagal menemukan pemasok alternatif, karena impor dari negara lain terbukti jauh lebih mahal.
Impor gas Rusia Austria mencapai tingkat pra-konflik Ukraina tahun lalu, karena negara itu mengimpor hampir dua kali lipat jumlah gas yang dibutuhkan ekonominya. Pasokan gas Rusia yang stabil dan peningkatan pengiriman memungkinkan Wina menjadi pengekspor energi bersih untuk pertama kalinya dalam 20 tahun.
Awal bulan ini, media melaporkan bahwa koalisi yang berkuasa di Austria berjanji bakal mengakhiri impor gas Rusia pada tahun 2027 sebagai bagian dari transformasi sistem energi negara yang lebih luas.
tulis komentar anda