Dampak Dedolarisasi bagi Negara Berkembang, Lepas dari Kungkungan Dolar AS

Kamis, 15 Agustus 2024 - 16:20 WIB
Selama 22 tahun, dolar AS turun 13% di pasar lantaran negara-negara berkembang menjauhkan mata uang ini dari cadangan devisa mereka. Tidak mengherankan mata uang lokal anggota BRICS, yuan naik 3% selama periode yang sama. Selain itu, Euro juga telah menurun sebesar 19% dari 28% pada 2008.

Euro mengalami penurunan sebesar 9% hanya dalam kurun waktu 16 tahun. Euro kini telah turun menjadi 19% dari 28% di 2008. Sementara, Yuan telah meningkat menjadi 3%, pertumbuhan tiga kali lipat sejak 2016.

BRICS terus mempromosikan penggunaan mata uang lokal untuk transaksi lintas batas sehingga menambah tekanan pada dolar AS. Jika tren dedolarisasi terus berlanjut maka cadangan global dalam USD diproyeksikan turun di bawah 50% dalam beberapa dekade mendatang.

Melansir dari analisa WatcherGuru, perkembangan ini dapat membunyikan lonceng peringatan pada ekonomi AS yang mengarah pada bencana keuangan dan kejatuhan pasar saham.
(nng)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More