Pemanfaatan Biomassa Dorong Energi Berkelanjutan dan Pemberdayaan Ekonomi
Senin, 26 Agustus 2024 - 21:29 WIB
JAKARTA - PLN Energi Primer Indonesia ( PLN EPI ) terus mendukung transisi energi bersih melalui penerapan co-firing biomassa di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Upaya ini tak hanya bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dan mendorong energi berkelanjutan, tetapi juga untuk memberdayakan ekonomi lokal.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara dalam sesi presentasi Case Study pada acara Lestari Summit 2024, dengan menekankan pentingnya co-firing biomassa dalam mendukung keberlanjutan energi dan ekonomi Indonesia.
"Program co-firing yang kami terapkan di PLN merupakan bagian dari transformasi menuju energi yang lebih hijau dan ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan biomassa lokal, kami tidak hanya mampu menurunkan emisi karbon hingga 11 juta ton CO2 per tahun, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui penyediaan bahan bakar biomassa," ujar Iwan Agung dalam keterangannya, Senin (26/8/2024).
Program co-firing PLN EPI, jelas dia, melibatkan penggunaan biomassa dari berbagai sumber, termasuk limbah pertanian dan perkebunan seperti sekam padi, bonggol jagung, serbuk gergaji, serta cangkang sawit. Iwan menegaskan, sumber biomassa dalam program ini sama sekali tidak menimbulkan deforestasi.
Dia menambahkan, implementasi co-firing ini memberikan dampak nyata bagi ekonomi lokal. Melalui kemitraan dengan petani dan industri kecil, PLN EPI menciptakan ekosistem yang tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga mendukung kesejahteraan masyarakat setempat.
"Kami melibatkan lebih dari 1,25 juta masyarakat dalam rantai pasok biomassa yang mencakup pengumpulan limbah, produksi, hingga distribusi rantai pasok, serta penanaman dan pengembangan ekosistem biomassa di 52 PLTU yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air dan sirkular ekonomi ini memiliki skala ekonomi Rp9,43 triliun," jelasnya.
Iwan Agung juga menyampaikan bahwa PLN EPI akan terus memperluas program co-firing biomassa dengan target pemanfaatan hingga 10,2 juta ton biomassa per tahun pada 2031. Hal ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. Sementara, hingga akhir tahun 2023, 46 dari 52 PLTU yang dikelola PLN Grup telah mengimplementasikan program ini.
Lebih lanjut, Iwan Agung menyampaikan bahwa pada tahun 2021 PLN EPI sudah melakukan subtitusi batu bara dengan biomassa sebanyak 250.000 ton, meningkat menjadi 500.000 ton pada 2022, selanjutnya naik menjadi 1 juta ton pada tahun 2023. "Dan pada tahun ini kita mempunyai target (substitusi) 2 juta ton lebih untuk pembakaran biomassa," kata dia.
Dia menegaskan, PLN EPI optimis bahwa dengan kolaborasi dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, pihaknya dapat terus berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di Indonesia, khususnya dalam aspek lingkungan dan ekonomi. Dengan penerapan co-firing ini, imbuh Iwan, PLN EPI tidak hanya memperkuat posisi sebagai penyedia energi primer, tetapi juga sebagai penggerak utama dalam upaya transformasi energi nasional yang berkelanjutan.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara dalam sesi presentasi Case Study pada acara Lestari Summit 2024, dengan menekankan pentingnya co-firing biomassa dalam mendukung keberlanjutan energi dan ekonomi Indonesia.
"Program co-firing yang kami terapkan di PLN merupakan bagian dari transformasi menuju energi yang lebih hijau dan ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan biomassa lokal, kami tidak hanya mampu menurunkan emisi karbon hingga 11 juta ton CO2 per tahun, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui penyediaan bahan bakar biomassa," ujar Iwan Agung dalam keterangannya, Senin (26/8/2024).
Program co-firing PLN EPI, jelas dia, melibatkan penggunaan biomassa dari berbagai sumber, termasuk limbah pertanian dan perkebunan seperti sekam padi, bonggol jagung, serbuk gergaji, serta cangkang sawit. Iwan menegaskan, sumber biomassa dalam program ini sama sekali tidak menimbulkan deforestasi.
Dia menambahkan, implementasi co-firing ini memberikan dampak nyata bagi ekonomi lokal. Melalui kemitraan dengan petani dan industri kecil, PLN EPI menciptakan ekosistem yang tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga mendukung kesejahteraan masyarakat setempat.
"Kami melibatkan lebih dari 1,25 juta masyarakat dalam rantai pasok biomassa yang mencakup pengumpulan limbah, produksi, hingga distribusi rantai pasok, serta penanaman dan pengembangan ekosistem biomassa di 52 PLTU yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air dan sirkular ekonomi ini memiliki skala ekonomi Rp9,43 triliun," jelasnya.
Iwan Agung juga menyampaikan bahwa PLN EPI akan terus memperluas program co-firing biomassa dengan target pemanfaatan hingga 10,2 juta ton biomassa per tahun pada 2031. Hal ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. Sementara, hingga akhir tahun 2023, 46 dari 52 PLTU yang dikelola PLN Grup telah mengimplementasikan program ini.
Lebih lanjut, Iwan Agung menyampaikan bahwa pada tahun 2021 PLN EPI sudah melakukan subtitusi batu bara dengan biomassa sebanyak 250.000 ton, meningkat menjadi 500.000 ton pada 2022, selanjutnya naik menjadi 1 juta ton pada tahun 2023. "Dan pada tahun ini kita mempunyai target (substitusi) 2 juta ton lebih untuk pembakaran biomassa," kata dia.
Dia menegaskan, PLN EPI optimis bahwa dengan kolaborasi dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, pihaknya dapat terus berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di Indonesia, khususnya dalam aspek lingkungan dan ekonomi. Dengan penerapan co-firing ini, imbuh Iwan, PLN EPI tidak hanya memperkuat posisi sebagai penyedia energi primer, tetapi juga sebagai penggerak utama dalam upaya transformasi energi nasional yang berkelanjutan.
(fjo)
tulis komentar anda