120 Negara Siap Dedolarisasi, Pertanda Buruk bagi Dolar AS
Jum'at, 30 Agustus 2024 - 08:52 WIB
JAKARTA - Perwakilan lebih dari 120 negara pekan ini menghadiri BRICS International Municipal Forum ke-6. Acara ini mempertemukan sekitar 5.000 peserta dari 500 kota.
Forum ini membahas tentang ekonomi, teknologi digital, industri, energi, infrastruktur perkotaan, transportasi, ekologi, perawatan kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, olahraga dan pariwisata. Tujuannya untuk mempromosikan kerja sama antara kota-kota besar dalam kerangka BRICS.
"Forum ini akan memungkinkan kita untuk memperkuat hubungan tidak hanya antara ibu kota BRICS dan Moskow, tetapi juga antara mitra kami dari semua benua. Hari ini, lebih dari 60 delegasi resmi telah datang," ujar Kepala Departemen Ekonomi Eksternal dan Hubungan Internasional Moskow, Sergey Cheremin dikutip dari Contribune, Jumat (30/8/2024).
Baca Juga: Jet Tempur F-16 Pertama Ukraina Jatuh dan Hancur, Pilotnya Tewas
Menurut dia langkah ini merupakan keberhasilan bagi Presiden Vladimir Putin, yang telah mendorong perwakilan dari semua negara yang ingin bekerja sama dengan BRICS. Dengan demikian, Rusia tidak terisolasi.
Daftar tunggu untuk bergabung dengan BRICS juga berkembang pesat. Beberapa negara berkembang secara resmi mengajukan permohonan keanggotaan mereka dalam aliansi ini.
Lima anggota pendiri BRICS adalah Rusia, China, Brasil, Afrika Selatan, dan India. Lima negara lainnya bergabung dengan mereka awal tahun ini, di antaranya Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, dan Ethiopia.
Perluasan ini menambah bobot negara-negara pengekspor minyak utama dari Timur Tengah. Hal ini telah memperkuat hubungan dengan Iran dan mendamaikannya dengan tetangganya, Arab Saudi. Negara lain yang ikut serta di antaranya, Aljazair, Vietnam, Indonesia, Turki, Pakistan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Venezuela, Kazakhstan, Kuba, Palestina, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Bangladesh, Kerajaan Bahrain, Belarusia, Kuwait, Senegal, dan Bolivia.
Aliansi Anti-Imperialis
Forum ini membahas tentang ekonomi, teknologi digital, industri, energi, infrastruktur perkotaan, transportasi, ekologi, perawatan kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, olahraga dan pariwisata. Tujuannya untuk mempromosikan kerja sama antara kota-kota besar dalam kerangka BRICS.
"Forum ini akan memungkinkan kita untuk memperkuat hubungan tidak hanya antara ibu kota BRICS dan Moskow, tetapi juga antara mitra kami dari semua benua. Hari ini, lebih dari 60 delegasi resmi telah datang," ujar Kepala Departemen Ekonomi Eksternal dan Hubungan Internasional Moskow, Sergey Cheremin dikutip dari Contribune, Jumat (30/8/2024).
Baca Juga: Jet Tempur F-16 Pertama Ukraina Jatuh dan Hancur, Pilotnya Tewas
Menurut dia langkah ini merupakan keberhasilan bagi Presiden Vladimir Putin, yang telah mendorong perwakilan dari semua negara yang ingin bekerja sama dengan BRICS. Dengan demikian, Rusia tidak terisolasi.
Daftar tunggu untuk bergabung dengan BRICS juga berkembang pesat. Beberapa negara berkembang secara resmi mengajukan permohonan keanggotaan mereka dalam aliansi ini.
Lima anggota pendiri BRICS adalah Rusia, China, Brasil, Afrika Selatan, dan India. Lima negara lainnya bergabung dengan mereka awal tahun ini, di antaranya Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, dan Ethiopia.
Perluasan ini menambah bobot negara-negara pengekspor minyak utama dari Timur Tengah. Hal ini telah memperkuat hubungan dengan Iran dan mendamaikannya dengan tetangganya, Arab Saudi. Negara lain yang ikut serta di antaranya, Aljazair, Vietnam, Indonesia, Turki, Pakistan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Venezuela, Kazakhstan, Kuba, Palestina, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Bangladesh, Kerajaan Bahrain, Belarusia, Kuwait, Senegal, dan Bolivia.
Aliansi Anti-Imperialis
tulis komentar anda