Utang China Makin Mencengkeram Afrika, Nilainya Tembus Rp2.805 Triliun

Jum'at, 30 Agustus 2024 - 19:46 WIB
Pemberi pinjaman China menyetujui pemberian utang senilai USD4,61 miliar ke Afrika pada tahun lalu, untuk menandai kenaikan tahunan pertama sejak 2016. Foto/Dok
NAIROBI - Pemberi pinjaman China menyetujui pemberian utang senilai USD4,61 miliar ke Afrika pada tahun lalu, untuk menandai kenaikan tahunan pertama sejak 2016. Data ini diperlihatkan oleh studi independen seperti dilansir RT.



Afrika mendapatkan pinjaman lebih dari USD10 miliar per tahun (Rp153,9 triliun) dari China antara 2012-2018, berkat Belt and Road Initiative (BRI) Presiden Xi Jinping. Akan tetapi kemudian utang dariChina turun drastis sejak awal pandemi COVID-19 pada tahun 2020.



Kini tren peningkatan kembali terlihat pada 2023 lalu, dimana ada tambahan lebih dari 3 kali lipat dari tahun 2022. Data itu menunjukkan China berupaya mengekang risiko yang terkait dengan negara yang punya utang besar, diungkapkan oleh Pusat Kebijakan Pembangunan Global Universitas Boston.

"Beijing tampaknya mencari level keseimbangan pinjaman yang lebih berkelanjutan dan bereksperimen dengan strategi (baru)," kata pusat universitas, yang menjalankan proyek Pinjaman China ke Basis Data Afrika.



Data baru itu muncul ketika Beijing bersiap menjadi tuan rumah para pemimpin Afrika minggu depan untuk Forum Kerja Sama China-Afrika, yang berlangsung setiap tiga tahun.

Ada 13 kesepakatan pinjaman tahun lalu yang melibatkan delapan negara Afrika dan dua pemberi pinjaman multilateral Afrika, seperti dipaparkan studi tersebut.

Item terbesar tahun lalu termasuk pinjaman hampir USD1 miliar dari China Development Bank ke Nigeria untuk proyek Kereta Api Kaduna-to-Kano dan fasilitas likuiditas dengan nilai serupa oleh pemberi pinjaman ke bank sentral Mesir.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More