14 Negara dengan Utang Terbanyak ke China, Apa Indonesia Termasuk?
loading...
A
A
A
JAKARTA - China telah menjelma menjadi pemberi utang terbesar di dunia menilik laporan dari AidData, lembaga riset di bawah William & Mary Global Research Institute asal Virgina, Amerika Serikat. Dalam riset yang diumumkan akhir 2023 lalu, disebutkan China telah menggelontorkan dana mencapai USD1,3 triliun atau setara Rp20.395 triliun dalam koridor Belt and Road Initiative (BRI) atau yang biasa disebut jalur sutra modern.
Kebijakan China meminjamkan uang ke negara-negara di seluruh dunia, merupakan upaya dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi domestiknya. Negeri Tirai Bambu -julukan China- telah menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat selama dua dekade terakhir.
China sejak itu menjadi kreditor terbesar bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMICs), dengan pinjaman mencapai USD180 miliar pada tahun 2022. Sebagian besar utang ini dipakai sebagai dasar pembangunan ekonomi negara-negara tersebut dan beragam proyek infrastruktur besar.
Dengan menyediakan dana pinjaman untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, China mendapatkan imbalan berupa akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk mempertahankan ekonominya. Strategi pinjaman ini juga membantu mendorong hubungan geopolitik China dengan negara-negara di kawasan utama.
Dalam situs Worldbank atau Bank Dunia menunjukkan negara-negara berikut memiliki utang paling banyak ke China, dalam mata uang USD.
Belarus menempati posisi ke-14 dalam daftar ini dengan utang sekitar USD3, 9 miliar. China merupakan salah satu pemberi pinjaman internasional teratas ke negara Eropa Timur yang terkurung daratan itu. Belarus mengelola utangnya dengan meningkatkan investasi asing langsung (FDI dari China).
Cote d'Ivoire atau Pantai Gading adalah salah satu dari beberapa negara Afrika yang paling banyak berutang kepada China. Negara Afrika Barat ini menempati urutan ke-13 dalam daftar dan memiliki utang ke China sekitar USD3,9 miliar. Pantai Gading merupakan negara yang populer dengan resor pantai dan hutan hujannya.
Kamboja berutang kepada China sebesar USD4,0 miliar, menempatkannya di peringkat ke-12 dalam daftar. Jumlah ini menyumbang hampir 50% dari total utang luar negeri negara tersebut.
Kamboja juga menjadi bagian dari proyek Belt and Road Initiative (BRI) China, yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas dan kerja sama di antara berbagai negara.
Pada tahun 2022, pemerintah Ekuador merestrukturisasi utangnya dengan China, menghasilkan miliaran dolar bantuan bagi negara Amerika Selatan itu hingga 2025. Namun, negara ini masih berutang pinjaman yang cukup besar yakni USD4,1 miliar, menjadikannya menduduki posisi ke-11 dalam daftar negara dengan utang terbesar ke China. Diketahui China telah menjadi mitra keuangan utama Ekuador selama satu dekade terakhir.
Utang Nigeria yang sangat besar USD4,3 miliar ke China hanya menyumbang 4% dari total utang publiknya. Namun hal itu cukup untuk menempatkan negara ini sebagai yang ke-10 dengan utang terbanyak ke China. Meski begitu pemerintah Nigeria tidak khawatir terkait ketidakmampuannya dalam membayar utang besarnya ke China.
Mesir menempati posisi ke-9 dalam daftar ini dengan utang mencapai USD5,2 miliar. Berada di lokasi geografis yang strategis, negara ini menghubungkan Timur Tengah ke Afrika Utara. Selain itu Mesir dan China menandatangani kesepakatan pertukaran utang untuk proyek-proyek pembangunan.
China adalah kreditur terbesar Laos, dengan menyediakan USD5,3 miliar dalam pendanaan untuk menyokong proyek-proyek infrastruktur besar. Utang ini menyumbang hampir setengah dari total utang luar negeri negara itu, menjadikan Laos negara kedelapan dengan utang terbanyak ke China.
Dengan utang USD6,1 miliar, Zambia menempati posisi ketujuh dalam daftar ini. Zambia menjadi salah satu dari beberapa negara Afrika dengan utang besar ke China, usai sempat gagal bayar lebih dari tiga tahun lalu. Zambia sudah bekerja sama dengan China untuk mengembangkan rencana restrukturisasi utang.
Kenya masuk lima besar dalam daftar usai berutang ke China mencapai USD6,7 miliar. Meskipun jumlahnya besar, total utang luar negeri Kenya berasal dari pinjaman multilateral, dengan Bank Dunia sebagai kreditor terbesarnya. IMF-Bank Dunia mengklasifikasikan negara itu sebagai negara berisiko tinggi mengalami krisis utang.
Utang Ethiopia senilai USD6,8 miliar ke China menempatkannya di nomor empat dalam daftar ini. Ethiopia diberikan penangguhan pembayaran ke China pada 2023, yang berakhir pada Juli 2024.
China menjadi kreditor terbesar buat Sri Lanka, dimana belum lama ini memperpanjang pinjaman sekitar USD8,9 miliar ke negara tersebut. Dengan lokasi maritim yang strategis, pakar politik mmeramalkan China mungkin bertujuan untuk mengambil alih pelabuhannya. Investasi China terus mengalir ke Sri Lanka di tengah pembicaraan restrukturisasi utang.
Angola memiliki utang paling banyak ke China di antara negara-negara Afrika, dengan USD21 miliar, menempatkan negara penghasil minyak ini di nomor 2 dalam daftar. S&P memperkirakan bahwa 80% utang ke China adalah pinjaman yang didukung minyak.
Pakistan menjadi negara yang paling berhutang budi kepada China, dengan utang sebesar USD26,6 miliar. Sebagian besar utang masih harus dibayar untuk mendanai proyek infrastruktur dan energi. Beberapa ahli menunjukkan, bahwa pinjaman diberikan dengan suku bunga komersial, membuat pembayaran sangat mahal bagi Pakistan.
Sebuah studi tahun 2023 oleh AidData mengatakan bahwa 80% pinjaman China diberikan kepada LMIC dalam kondisi kesulitan keuangan. Studi ini menjadi bahan diskusi yang menunjukkan bahwa China terlibat dalam "diplomasi perangkap utang."
Para ahli mengatakan negara-negara yang tidak dapat membayar tidak punya pilihan selain membuat konsesi politik dan strategis ke China.
Kebijakan China meminjamkan uang ke negara-negara di seluruh dunia, merupakan upaya dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi domestiknya. Negeri Tirai Bambu -julukan China- telah menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat selama dua dekade terakhir.
China sejak itu menjadi kreditor terbesar bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMICs), dengan pinjaman mencapai USD180 miliar pada tahun 2022. Sebagian besar utang ini dipakai sebagai dasar pembangunan ekonomi negara-negara tersebut dan beragam proyek infrastruktur besar.
Dengan menyediakan dana pinjaman untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, China mendapatkan imbalan berupa akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk mempertahankan ekonominya. Strategi pinjaman ini juga membantu mendorong hubungan geopolitik China dengan negara-negara di kawasan utama.
Dalam situs Worldbank atau Bank Dunia menunjukkan negara-negara berikut memiliki utang paling banyak ke China, dalam mata uang USD.
Daftar 14 Negara dengan Utang Terbanyak ke China
14. Belarus USD3,9 miliar (Rp63,8 triliun)
Belarus menempati posisi ke-14 dalam daftar ini dengan utang sekitar USD3, 9 miliar. China merupakan salah satu pemberi pinjaman internasional teratas ke negara Eropa Timur yang terkurung daratan itu. Belarus mengelola utangnya dengan meningkatkan investasi asing langsung (FDI dari China).
13. Pantai Gading USD3,9 miliar
Cote d'Ivoire atau Pantai Gading adalah salah satu dari beberapa negara Afrika yang paling banyak berutang kepada China. Negara Afrika Barat ini menempati urutan ke-13 dalam daftar dan memiliki utang ke China sekitar USD3,9 miliar. Pantai Gading merupakan negara yang populer dengan resor pantai dan hutan hujannya.
12. Kamboja USD4,0 miliar (Rp65,4 triliun)
Kamboja berutang kepada China sebesar USD4,0 miliar, menempatkannya di peringkat ke-12 dalam daftar. Jumlah ini menyumbang hampir 50% dari total utang luar negeri negara tersebut.
Kamboja juga menjadi bagian dari proyek Belt and Road Initiative (BRI) China, yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas dan kerja sama di antara berbagai negara.
11. Ekuador USD4,1 miliar
Pada tahun 2022, pemerintah Ekuador merestrukturisasi utangnya dengan China, menghasilkan miliaran dolar bantuan bagi negara Amerika Selatan itu hingga 2025. Namun, negara ini masih berutang pinjaman yang cukup besar yakni USD4,1 miliar, menjadikannya menduduki posisi ke-11 dalam daftar negara dengan utang terbesar ke China. Diketahui China telah menjadi mitra keuangan utama Ekuador selama satu dekade terakhir.
10. Nigeria USD4,3 miliar
Utang Nigeria yang sangat besar USD4,3 miliar ke China hanya menyumbang 4% dari total utang publiknya. Namun hal itu cukup untuk menempatkan negara ini sebagai yang ke-10 dengan utang terbanyak ke China. Meski begitu pemerintah Nigeria tidak khawatir terkait ketidakmampuannya dalam membayar utang besarnya ke China.
9. Mesir USD5,2 miliar (Rp85,1 triliun)
Mesir menempati posisi ke-9 dalam daftar ini dengan utang mencapai USD5,2 miliar. Berada di lokasi geografis yang strategis, negara ini menghubungkan Timur Tengah ke Afrika Utara. Selain itu Mesir dan China menandatangani kesepakatan pertukaran utang untuk proyek-proyek pembangunan.
8. Laos USD5,3 miliar
China adalah kreditur terbesar Laos, dengan menyediakan USD5,3 miliar dalam pendanaan untuk menyokong proyek-proyek infrastruktur besar. Utang ini menyumbang hampir setengah dari total utang luar negeri negara itu, menjadikan Laos negara kedelapan dengan utang terbanyak ke China.
7. Zambia USD6,1 miliar
Dengan utang USD6,1 miliar, Zambia menempati posisi ketujuh dalam daftar ini. Zambia menjadi salah satu dari beberapa negara Afrika dengan utang besar ke China, usai sempat gagal bayar lebih dari tiga tahun lalu. Zambia sudah bekerja sama dengan China untuk mengembangkan rencana restrukturisasi utang.
6. Bangladesh USD6,1 miliar
Bangladesh menempati posisi keenam dalam daftar ini dengan utang USD6,1 miliar. Negara ini juga merupakan bagian dari proyek BRI China. Bahkan dengan utang besar ke China, hanya menyumbang sekitar 7% dari total utang luar negeri Bangladesh.5. Kenya USD6.7 miliar
Kenya masuk lima besar dalam daftar usai berutang ke China mencapai USD6,7 miliar. Meskipun jumlahnya besar, total utang luar negeri Kenya berasal dari pinjaman multilateral, dengan Bank Dunia sebagai kreditor terbesarnya. IMF-Bank Dunia mengklasifikasikan negara itu sebagai negara berisiko tinggi mengalami krisis utang.
4. Ethiopia USD6,8 miliar
Utang Ethiopia senilai USD6,8 miliar ke China menempatkannya di nomor empat dalam daftar ini. Ethiopia diberikan penangguhan pembayaran ke China pada 2023, yang berakhir pada Juli 2024.
3. Sri Lanka USD8.9 miliar
China menjadi kreditor terbesar buat Sri Lanka, dimana belum lama ini memperpanjang pinjaman sekitar USD8,9 miliar ke negara tersebut. Dengan lokasi maritim yang strategis, pakar politik mmeramalkan China mungkin bertujuan untuk mengambil alih pelabuhannya. Investasi China terus mengalir ke Sri Lanka di tengah pembicaraan restrukturisasi utang.
2. Angola USD21.0 miliar
Angola memiliki utang paling banyak ke China di antara negara-negara Afrika, dengan USD21 miliar, menempatkan negara penghasil minyak ini di nomor 2 dalam daftar. S&P memperkirakan bahwa 80% utang ke China adalah pinjaman yang didukung minyak.
1. Pakistan USD26,6 miliar (Rp435,3 triliun dengan Kurs Rp16.368 per USD)
Pakistan menjadi negara yang paling berhutang budi kepada China, dengan utang sebesar USD26,6 miliar. Sebagian besar utang masih harus dibayar untuk mendanai proyek infrastruktur dan energi. Beberapa ahli menunjukkan, bahwa pinjaman diberikan dengan suku bunga komersial, membuat pembayaran sangat mahal bagi Pakistan.
Sebuah studi tahun 2023 oleh AidData mengatakan bahwa 80% pinjaman China diberikan kepada LMIC dalam kondisi kesulitan keuangan. Studi ini menjadi bahan diskusi yang menunjukkan bahwa China terlibat dalam "diplomasi perangkap utang."
Para ahli mengatakan negara-negara yang tidak dapat membayar tidak punya pilihan selain membuat konsesi politik dan strategis ke China.
(akr)