Dampak Perang dengan Hamas, Inflasi Israel Naik 3,6% dan Ekonomi Menderita
Senin, 16 September 2024 - 13:07 WIB
Perang di Gaza membebani perekonomian dan tuntutan belanja pemerintah Israel.Foro/Dok
JAKARTA - Inflasi Israel meningkat lebih dari yang diperkirakan pada Agustus 2024 menjadi 3,6% dibandingkan tahun lalu, seiring dengan ketegangan ekonomi akibat perang di Gaza dan pengeluaran pemerintah yang melonjak. Angka tersebut naik dari 3,2% pada bulan Juli.
Perang di Gaza membebani perekonomian dan tuntutan belanja pemerintah Israel. Kondisi sekarang jauh di atas target inflasi resmi Israel sebesar antara 1% dan 3%. Analis memperkirakan bahwa tingkat suku bunga akan tetap stabil, menurut survei Bloomberg.
kondisi ekonomi diindustri transportasi dan pariwisata Israel juga terpuruk akibat perang. Banyak maskapai penerbangan asing, tidak lagi terbang ke Israel karena alasan keamanan. Tak hanya itu, saat ini lebih sedikit kapal yang singgah di pelabuhan utama Israel, Eilat, karena serangan Houthi di Laut Merah.
Selain itu, di sektor konstruksi dan pertanian juga terpukul akibat kekurangan pekerja Palestina, yang tidak lagi diizinkan masuk ke Israel dari Tepi Barat dan Gaza. Harga-harga sayuran juga mengalami keniakan, misalnya saja tomat yang sangat mahal karena naik 37%.
Tak berhenti disitu, Israel jugameningkatkan pengeluaran untuk mendanai konflik melawan Hamas di Gaza dan mengatasi bentrokan antara pasukan Israel dan Hizbullah, .
Bank sentral secara teratur menyuarakan keprihatinannya mengenai dampak perang Gaza terhadap inflasi dalam beberapa bulan terakhir. Meskipun perekonomian melemah, wakil gubernur bank tersebut mengatakan kepada Bloomberg pada akhir Agustus bahwa penurunan suku bunga mungkin tidak akan dilakukan hingga tahun depan.
Menurut Andrew Abir, wakil gubernur, hal ini akan tetap berlaku meskipun Federal Reserve AS menurunkan suku bunga pada hari Rabu, seperti yang diperkirakan oleh sebagian besar analis.
Ahli strategi di Mizrahi Tefahot BankYonie Fanning inflasi menjadi sangat tinggi bahkan dari sudut pandang sejarah. Dampak perang terhadap perekonomian secara umum dan indeks harga pada khususnya tetap menonjol.
Perang di Gaza membebani perekonomian dan tuntutan belanja pemerintah Israel. Kondisi sekarang jauh di atas target inflasi resmi Israel sebesar antara 1% dan 3%. Analis memperkirakan bahwa tingkat suku bunga akan tetap stabil, menurut survei Bloomberg.
kondisi ekonomi diindustri transportasi dan pariwisata Israel juga terpuruk akibat perang. Banyak maskapai penerbangan asing, tidak lagi terbang ke Israel karena alasan keamanan. Tak hanya itu, saat ini lebih sedikit kapal yang singgah di pelabuhan utama Israel, Eilat, karena serangan Houthi di Laut Merah.
Selain itu, di sektor konstruksi dan pertanian juga terpukul akibat kekurangan pekerja Palestina, yang tidak lagi diizinkan masuk ke Israel dari Tepi Barat dan Gaza. Harga-harga sayuran juga mengalami keniakan, misalnya saja tomat yang sangat mahal karena naik 37%.
Tak berhenti disitu, Israel jugameningkatkan pengeluaran untuk mendanai konflik melawan Hamas di Gaza dan mengatasi bentrokan antara pasukan Israel dan Hizbullah, .
Bank sentral secara teratur menyuarakan keprihatinannya mengenai dampak perang Gaza terhadap inflasi dalam beberapa bulan terakhir. Meskipun perekonomian melemah, wakil gubernur bank tersebut mengatakan kepada Bloomberg pada akhir Agustus bahwa penurunan suku bunga mungkin tidak akan dilakukan hingga tahun depan.
Menurut Andrew Abir, wakil gubernur, hal ini akan tetap berlaku meskipun Federal Reserve AS menurunkan suku bunga pada hari Rabu, seperti yang diperkirakan oleh sebagian besar analis.
Ahli strategi di Mizrahi Tefahot BankYonie Fanning inflasi menjadi sangat tinggi bahkan dari sudut pandang sejarah. Dampak perang terhadap perekonomian secara umum dan indeks harga pada khususnya tetap menonjol.
(fch)
tulis komentar anda