Nyerah, Freeport Minta Pembangunan Smelter Ditunda hingga 2024
Kamis, 27 Agustus 2020 - 13:35 WIB
JAKARTA - PT Freeport Indonesia meminta kelonggaran waktu satu tahun untuk menyelesaikan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral atau smelter di Gresik, Jawa Timur. Alasannya, pembangunan tersebut terhambat oleh dampak pandemi Covid-19.
(Baca Juga: Kebut Hilirisasi, 48 Proyek Smelter Ditargetkan Selesai 2024)
"Kami memohon agar diberikan kelonggaran penyelesaian smelter ini hingga 2024," kata Wakil Presiden Direktur Freeport Indonesia Jenpino Ngabdi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Kamis (27/8/2020).
Ia menjelaskan, pembangunan smelter Freeport hingga Juli 2020, baru mencapai 5,58% dari target pemerintah sebesar 10,5%. Kemajuan pembangunan proyek tersebut termasuk pelaksanaan visibility study, early work, front end engineering design (FEED), dan pekerjaan advance detail enggineering sebesar 49%.
"Dampak Covid-19 berkontribusi pada pencapaian di bawah target dari pembangunan smelter," jelasnya. Ia menambahkan, adanya pandemi mengakibatkan kontraktor engineering, procurement, and construction (EPC) smelter belum bisa melakukan kesepakatan dengan Freeport Indonesia terkait biaya dan juga waktu penyelesaian proyek.
(Baca Juga: Pembangunan Smelter Freeport Tertunda Gara-gara Corona)
"EPC kontraktor menyatakan tidak sanggup untuk menyelesaikannya (2023). Sehingga diperlukan revisi jadwal baru yang perlu ditentukan," terangnya.
(Baca Juga: Kebut Hilirisasi, 48 Proyek Smelter Ditargetkan Selesai 2024)
"Kami memohon agar diberikan kelonggaran penyelesaian smelter ini hingga 2024," kata Wakil Presiden Direktur Freeport Indonesia Jenpino Ngabdi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Kamis (27/8/2020).
Ia menjelaskan, pembangunan smelter Freeport hingga Juli 2020, baru mencapai 5,58% dari target pemerintah sebesar 10,5%. Kemajuan pembangunan proyek tersebut termasuk pelaksanaan visibility study, early work, front end engineering design (FEED), dan pekerjaan advance detail enggineering sebesar 49%.
"Dampak Covid-19 berkontribusi pada pencapaian di bawah target dari pembangunan smelter," jelasnya. Ia menambahkan, adanya pandemi mengakibatkan kontraktor engineering, procurement, and construction (EPC) smelter belum bisa melakukan kesepakatan dengan Freeport Indonesia terkait biaya dan juga waktu penyelesaian proyek.
(Baca Juga: Pembangunan Smelter Freeport Tertunda Gara-gara Corona)
"EPC kontraktor menyatakan tidak sanggup untuk menyelesaikannya (2023). Sehingga diperlukan revisi jadwal baru yang perlu ditentukan," terangnya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda